SEMARANG, PETISI.CO – Satpol PP Kota Semarang gencar menertibkan manusia karung yang kerap menjamur selama bulan Ramadhan hingga menjelang Lebaran. Manusia karung yang merupakan pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (PGOT) itu sering terlihat di jalan-jalan protokol khususnya kota Semarang.
Dalam menjalankan aksinya, mereka membawa karung besar layaknya pemulung pada umumnya. Namun yang bikin aneh adalah, mereka tidak melakukan pekerjaannya dengan cara memulung di jalanan tapi hanya duduk-duduk di pinggir jalan menanti belas kasihan dari pengendara yang lewat.
Kasatpol PP kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan, selama Ramadhan ini, pihaknya akan terus melakukan penertiban atau razia terhadap manusia karung dan pengemis. Menurutnya, mereka diamankan karena melanggar Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang penanganan PGOT.
“Kami akan melakukan yustisi untuk manusia karung mulai awal puasa sampai jelang lebaran. Yustisi ini akan kami lakukan rutin untuk menjaga khidmatnya bulan ramadhan,” ungkap Fajar kepada petisi.co, Rabu (6/4/2022).
Fajar memaparkan, Satpol PP melakukan pembinaan kepada para manusia karung yang terjaring agar tidak mengulangi perbuatan serupa yakni meminta-minta di pinggir jalan. Sementara ini, petugas baru melakukan pendataan. Jika mereka mengulanginya, pihaknya akan langsung mengirim ke panti rehabilitasi sosial.
Menurutnya, razia pengemis, gelandangan, dan orang terlantar (POGT) akan rutin dilakukan selama Ramadan. Hal itu mengantisipasi adanya dropping PGOT dari luar kota yang membuat Kota Semarang menjadi kumuh.
“16 orang yang kita tertibkan Rabu sore ini. Mereka kita buatkan surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi. Kebanyakan yang terjaring dari Semarang warga yang kurang mampu dan rencananya dari Dinas Sosial kota Semarang akan memberikan bantuan sembako rutin kepada yang bersangkutan,” pungkas Fajar. (lim)
