20.100 Masker Medis dari Ipemi Surakarta untuk Pemprov Jatim

oleh -196 Dilihat
oleh
Dr Lala bersama gubernur Khofifah menunjukkan bantuan masker yang aman dipakai untuk tim medis.

SURABAYA, PETISI.CO – Lagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) mendapat suntikan Alat Pelindung Diri (APD). Kali ini, bantuan berupa masker itu diterima dari Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) Surakarta. Jumlahnya sebanyak 20.100 masker.

Ipemi sengaja memilih Jatim sebagai provinsi yang perlu dibantu, karena menganggap masih tinggi tingkat penularan Covid-19. Puluhan ribu masker itu, terdiri dari13 ribu masker kain anti bakterial yang bisa dipakai 6–8 jam, 2.100 masker N-95 dan 5.000 masker KN-95 senilai Rp 300 juta.

“Alhamdulillah tepat dua minggu dari kedatangan kita yang pertama sekarang bisa terealisasi dan diterima langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa,” kata DR Lala Cantiq, anggota Ipemi Surakarta kepada wartawan usai menyerahkan bantuan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (22/9/2020).

DR Lala mengaku tidak ada kesulitan mendatangkan masker medis ini dari Luar Negeri karena dia punya banyak koneksi di dunia kesehatan internasional. Informasi jenis-jenis masker yang aman juga didapatkan dari koleganya.

“Kami juga mendapat informasi dari teman-teman di tingkat internasional jenis masker yang aman untuk para dokter. Kebetulan yang kami donasikan hari ini yang 5 ply produk terbaru dan maskernya lembut sehingga kenyamanannya luar biasa untuk tenaga medis dan bisa dipakai di kisaran 6-8 jam,” jelasnya.

Pihaknya menyoroti pemakaian masker scuba yang dianggap tidak direkomendasikan untuk dipakai di masyarakat. “Karena masker scuba itu sangat tipis, bahkan deoplet bisa keluar. Itu sangat tidak menjamin kesehatan masyarakat,” ungkapnya.

Dia merekomendasikan lebih baik memakai masker kain anti bakterial yang berisi 3 ply. “Atau jika terpaksa pakai scuba hendaknya dilapisi dengan tissue atau memakai masker lain dan double dengan masker scuba,” tegasnya.

Di sisi lain, DR Lala juga mengaku sangat terbantu dengan wartawan akan pentingnya promosi kesehatan. Secara pribadi, dia tidak mungkin bisa mempromosikan penggunaan masker kepada masyarakat luas.

“Dengan teman-teman media, kita bisa katakan bahwa masker scuba itu tingkat keamanannya sangat rendah maka ketika masyarakat sudah tahu itu hendaknya memakai masker yang benar,” tambah dosen Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta ini. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.