Adopsi Misi Dagang Gubernur Khofifah, Pertani Jatim Giat Studi Banding ke Daerah

oleh -152 Dilihat
oleh
Ibu-ibu pelaku UMKM binaan Pertani HKTI Jatim saat studi banding di Madiun

SURABAYA, PETISI.CO – Sebagai organisasi sayap HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), Perempuan Tani (Pertani) yang dikomando Dian Novita Susanto mampu menjaga ritme menebar kegiatan positif. Di Jatim misalnya, Pertani terlihat masif turun ke lapangan.

Ketua Pertani HKTI Jatim, Lia Istifhama menjelaskan bahwa organisasi keperempuanan tersebut memiliki kegiatan yang rutin dilakukan di berbagai kabupaten/kota. Diantaranya, Gerakan Segelas Beras (Gernas) untuk Disabilitas dan penguatan UMKM binaannya melalui studi banding dan pameran UMKM.

Untuk Gernas Disabilitas, kegiatan ini dicanangkan Ketua Umum Jenderal (Purn) TNI Moeldoko sejak April 2021. Di Jatim, Pertani sudah melakukan di Pasuruan, Sidoarjo, Malang, Batu, Surabaya, dan Lamongan.

“Sedangkan untuk pameran UMKM, kami melakukan di sekitar belasan Kabupaten/Kota. Study banding pun kami lakukan sebagai bentuk adopsi misi dagang Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa di Madiun pada 17 Mei lalu,” ujar Lia dalam keterangannya, Kamis (25/5/23).

Minggu kemarin, lanjut Ning Lia, sapaan akrabnya, juga melakukan studi banding di Dinas Koperasi Madiun serta beberapa lokasi pembuatan produk UMKM disana. Selain adopsi misi dagang Ibu Gubernur, juga bagian dari pengejawantahan konsep perdagangan regional imam Al Ghazali.

“Maksudnya agar potensi yang ada di wilayah, seperti Sidoarjo, dikenal dan kelak diterima konsumen Madiun. Begitu pun sebaliknya, apa yang menjadi khas Madiun yang tidak ada di Sidoarjo, bisa diketahui dan dikonsumsi,” paparnya.

Masih, kata Ning Lia, kegiatan ini bertujuan menambah wawasan tentang bagaimana UMKM di Madiun bisa berkembang. UMKM Sidoarjo sendiri, yang saat ini studi banding di Madiun, sebenarnya potret UMKM yang unggul, berdaya, dan mandiri.

Namun demikian, studi banding tetap diperlukan agar kita mengetahui apa yang menjadi pembeda daerah kita dengan Madiun dan bagaimana kelak produk UMKM Sidoarjo binaan HKTI diterima masyarakat Madiun.

“Maka dapat disimpulkan, studi banding ini sekaligus bentuk nyata pengenalan preferensi konsumen, yaitu apa yang diterima pangsa pasar Sidoarjo maupun Madiun,” tambahnya.

Secara luas, aktivis perempuan ini menyebut, studi banding ini meneladani konsep misi dagang Ibu Gubernur bahwa selain produk unggulan Sidoarjo sering dipamerkan di berbagai tempat. Bahkan termasuk di Surabaya, juga bisa dipamerkan di Madiun.

Endang Prasetiyowati, koordinator UMKM HKTI Sidoarjo, menyampaikan, kegiatan study banding tersebut diikuti sekitar 75 para pelaku usaha atau UMKM dari seluruh kota Sidoarjo, dengan berbagai jenis produk, seperti snack, makanan-makanan, kue kering, minuman seperti jamu, juga ada craft atau kerajinan tangan dan lain sebagainya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.