“Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman”

oleh -253 Dilihat
oleh

Judul diatas mengutip pepatah Jawa kuno maknanya adalah “jangan mudah terheran-heran; jangan mudah menyesal; jangan mudah terkejut-kejut; jangan mudah kolokan atau manja”.

TAHUN 2024 nanti disebut tahun politik. Tahun itu penuh dengan tipu daya dan berbagai intrik -intrik permainan politik. Mulai yang kasar seperti yang dilakukan Moldoko KSP pada partai Demokrat, atau Firli Bahuri Ketua KPK yang ngotot bernafsu menghadang laju Anies sebagai calon presiden.

Dan yang paling hangat KPK melakukan OTT terhadap 10 pejabat Kemenhub dan Persero PT KAI yang menerima komisi atas proyek perkereta apian di Jawa Sumatera dan Trans Sulawesi yang sepekan lalu diresmikan Presiden Jokowi.

Ketika istri dan anak pejabat Pajak menjadi Orang Kaya Baru (OKB) gegara budaya karena tiba tiba suaminya punya uang yang banyak. Maka sang anak dibelikan Robicon, Moge dan sang Istri mulai belanja tas-tas brandete sebagai OKB maka perlu pamer di medsos supaya orang kagum agar dianggap elite dan bukan kelas kampungan.

Begitu juga beberapa oknum di Bea Cukai istri dan anaknya pamer kekayaan. Orang orang jenis seperti ini adalah yang tidak kuat derajat. Oleh sebab itu sebagai rakyat jelata kita tidak usah gumunan tidak usah kagetan. Maka kita cukup membatin dan bergumam : becik ketitil olo ketoro (pada akhirnya kebaikan akan kelihatan dan keburukan akan terlihat).

Sebelum bulan suci Ramadhan, publik dibuat gaduh dengan pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD, tentang pencucian uang sebesar Rp 349 Triliun di Kemenkeu.

Yang akhirnya nanti anti klimaks wes he wes he wes bablas angine … Padahal semua terpukau kagum terhadap keberanian Mahfud MD. Tetapi setelah diklarifikasi oleh Menkeu Sri Mulyani : ya semua ngak ada masalah karena pencucian uang itu oleh Sri Mulyani dicuci bersih kemudian disetrika dan dilipat rapi. Jadi isu cuci uang itu hanya isapan jempol saja.

Dan tarian Mahfud MD pun berhenti. Padahal sempat mengharu birukan rakyat. Bahkan, para Guru Besar dari berbagai Universitas terkecoh berbondong -bondong mendukung Mahfud MD untuk menyelesaikan kasus pencucian uang  Rp 349 Triliun.

Bukan hanya Guru Besar lintas perguruan tinggi yang terkecoh, Rocky Gerung yang selalu kritispun juga terjebak dalam kekaguman terhadap keberanian Mahfud MD.

Suksesi terus bergulir menuju tahun 2024 penguasa masih kasak kusuk ingin memperpanjang kekuasaannya dan menunda pemilu. Gerakan gerakan dengan berbagai strategi menjatuhkan lawan dan tidak ingin terjadi perubahan, tidak ingin IKN mandek, tidak ingin Kereta Api Cepat dikembalikan pada kesepakatan awal tidak mengunakan APBN, tidak ingin segala kemudahan pada China dikembalikan pada aturan yang ada.

Selama ini semua UU diterabas demi memberikan karpet merah pada China padahal negara rugi dan ini bisa dipersoalkan pada hukum sebab sudah melanggar konstitusi.

Bumi air dan kekayaan yang ada didalamnya dikuasai negara dan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat bukan untuk kemakmuran segelintir golongan.

Penguasaan tanah yang sampai 70% lebih dikuasai oleh 0,10 % oligarki harus diakhiri. Karena tidak sesuai dengan konstitusi.

Ketakutan terbesar adalah jika kembali pada Pancasila dan UUD 1945. Dengan kembali ke sistem Bhenekatunggal Ika pada keanggotaan MPR sebagai lembaga tertinggi negara dan mengembalikan kompas penunjuk arah yaitu GBHN.

Indonesia sudah dijarah oleh orang -orang yang berkhianat pada bsngsa dan negara.

Tetapi tetaplah  berdoa, Allah Tuhan Yang Maha Kuasa tidak akan pernah tidur melihat kemungkaran seperti yang terjadi dinegeri ini.

Walau menggunakan akal-akalan membentuk strategi koalisi besar dan menggunakan kepala desa tetapi “sopo sing salah akan seleh (siapa yang salah akan terlihat) dan yakinlah perubahan akan terjadi kembali pada kebenaran Pancasila dan UUD 1945 sesuai cita cita negara keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ingatlah pesan Bung Karno .. “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa”. (fim)

No More Posts Available.

No more pages to load.