BONDOWOSO, PETISI.CO – Aktivis pemerhati pembangunan di Bondowoso meminta Inspektorat dan penegak hukum agar segera mengaudit proyek pembangunan fisik pasar Prajekan, Kabupaten Bondowoso. Hal ini untuk membuktikan ada tidaknya penyimpangan atau kecurangan pembangunan fisik pasar Prajekan.
Eko J, aktivis pemerhati pembangunan Bondowoso mengatakan, pembangunan fisik pasar Prajekan dari program Diskoperindag senilai Rp 2,5 miliar dari APBN 2020. Dilaksanakan PT Inneco Wira Sakti Wira Hutama berdomisili Surabaya yang bekerja sama dengan empat rekanan kontraktor daerah, di antaranya inisial SG, AY, SN, dan SR.
Menurutnya, bahwa dirinya mendapat pengaduan masyarakat khusunya para pedagang yang berjualan di Pasar Prajekan jikalau bahan material seperti pasir yang digunakan untuk campuran pekerjaan pemasangan batu bata serta plesteran pada dinding terkesan mengandung banyak tanah sehingga like mud.
“Buruknya lagi campuran adukannya yang terdiri dari semen, pasir tanpa dolak,” jelasnya, Minggu (20/12/2020).
Pada prakteknya, jenis-jenis material ini diklasifikasikan secara mutu maupun kadar kimiawi tiap material untuk mencapai nilai rasio atau perbandingan.
“Jadi kontraktor sebagai penyedia jasa konstruksi bangunan harus tahu ini semua, jangan asal bekerja untuk mendapatkan keuntungan,” katanya.
Kami berharap kepada Inspektorat dan penegak hukum di Kabupaten Bondowoso secara detail dan jelas melakukan audit pembangunan fisik pasar itu. Selamatkan uang negara.
“Jika tidak maka dugaan kasus penyimpangan proyek pasar Prajekan akan dibawa ke Polda Jawa Timur agar diproses secara hukum,” tandasnya.
Sekedar informasi, empat rekanan kontraktor daerah yang disebut-sebut pelaksana proyek pembangunan fisik pasar Prajekan itu, tidak ada satupun yang mengakuinya. Bahkan mereka hanya sebagai suplayer bahan material dan tenaga kerja. Padahal, SG pernah merilis pada petisi.co di balik pekerjaan di Pasar Prajekan tersebut. (tif)
