Awas, Masih Banyak Masyarakat Yang Kurang Paham Covid-19

oleh -241 Dilihat
oleh
Kiki (tengah) berbincang dengan gubernur Khofifah.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemahaman masyarakat terhadap penyakit virus Corona (Covid-19) masih kurang. Akibatnya muncul anggapan Covid-19 adalah konspirasi.

“Dari hasil survei kami, masyarakat di Surabaya Raya, masih banyak yang tidak paham apa itu Covid-19,” kata Prof Hermawan ‘Kiki’ Sulistyo, Ketua survei pencegahan dan pengendalian Covid-19 Jatim yang diinisiasi Polda Jatim, Rabu (12/8/2020) malam.

Dalam ekspos hasil survei pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Jatim di halaman Balai Kota Surabaya, Rabu malam, Kiki membeberkan secara detail hasil risetnya dihadapan Forkompimda Jatim, sejumlah bupati/wali kota, perwakilan Ormas dan Organisasi Kepemudaan, tokoh agama FKUB Jatim dan pimpinan media massa.

Dari hasil riset tersebut, sebanyak 88,1 persen masyarakat di Surabaya Raya telah memahami protokol kesehatan Covid-19, namun pemahaman lebih rinci mengenai penyakit Covid-19 masih kurang. Sehingga, muncul anggapan Covid-19 adalah konspirasi.

“Saya pernah dialog dengan salah seorang pemuka agama yang tidak pernah percaya dengan Covid-19. Setelah saya tantang untuk mau datang untuk melihat, merangkul dan mencium pasien Covid-19 di rumah sakit, dia tidak mau. Kita lihat apa yang terjadi setelah dua minggu diisolasi. Dia takut dan akhirnya percaya,” ungkapnya.

Dalam survei itu, juga disebutkan sebanyak 59,2 persen masyarakat percaya bahwa “Kampung Tangguh” efektif untuk menekan Covid-19. Karena itu, Kiki memuji langkah Polda Jatim yang terus menggelorakan kampung tangguh tersebut di seluruh Jatim.

“Optimalkan kampung tangguh, munculkan reward dan punishment untuk protokol kesehatan, tingkatkan kecepatan tes dan penanganan. Minimalkan dampak negatif di masyarakat, yakni konflik sosial dan resesi di UMKM dan sektor strategis,” jelasnya.

Masih menurut survei tersebut, sebagian besar masyarakat di Surabaya Raya atau 67 persen, PSBB di Surabaya Raya sangat efektif dalam mengurangi penyebaran Covid-19. Rekomendasinya adalah mengubah paradigma yang ada sekarang.

Perubahan paradigma itu, tidak hanya sosialisasi protokol kesehatan. Tapi juga dampak Covid-19 melalui semua channel khususnya medsos dan tokoh agama.

“Saya mengusulkan agar mengalihkan sumberdaya untuk memastikan aktivitas publik dan protokol kesehatan berjalan dengan baik, serta meningkatkan akses internet gratis ke masyarakat,” ucap Kepala Pusat Studi Keamanan Nasional Universitas Brawijaya, Jakarta ini.

Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Windhu Purnomo mengungkapkan, bahwa Surabaya Raya telah bergantian menjadi zona orange. Sebelumnya, pada 13-19 Juli 2020, Sidoarjo telah berhasil menjadi zona orange, namun kembali merah lagi.

Namun, per hari Rabu (12/8/2020), Surabaya dan Gresik telah menjadi zona orange. Artinya,.ada kemajuan dalam penanganan Covid-19 di Jatim, khususnya Surabaya Raya.

“Tapi awas Sidoarjo masih merah. Jangan sampai Surabaya yang sudah orange dilunturi Sidoarjo dan bisa jadi merah lagi. Surabaya dua minggu terakhir ini stabil di orange. Gresik juga orange,” katanya.

Berdasarkan attack rate atau infeksi per 100.000 populasi, Jakarta memiliki attack rate tertinggi nasional, yakni 235,5. Sedangkan, Jawa Timur sebenarnya urutan ke-12 dengan attack rate 61,4, yang artinya kurang lebih seperempat dari Jakarta.

“Kesembuhan di Jatim cukup tinggi, per 11 Agustus kesembuhan Jatim (71,9 persen) telah melebihi persentase kesembuhan nasional (64,7 persen) dan global (64,2 persen),” ungkap anggota Tim Riset Polda Jatim ini.

Saat ini, menurutnya, masalah Rumah Sakit di Jatim yang sempat overload, kini sudah teratasi dengan cukup baik. Ini seiring angka kesembuhan pasien Covid-19 di Jatim yang terus mengalami kenaikan.

“Kematian yang masih cukup tinggi di Jawa Timur diduga karena masih banyaknya pasien Covid-19 yang takut untuk periksa lebih dini, sehingga datang di Rumah Sakit sudah dalam kondisi terlambat,” jelasnya.

Hadir dalam acara ini Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Kapolda Jatim, Irjen Pol Fadil Imran, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Widodo Iryansyah, Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.