Banjir Rob Rendam Kawasan Tanjung Emas Semarang, Lalu Lintas Pantura Macet Panjang

oleh -144 Dilihat
oleh
Para karyawan yang bekerja di kawasan pelabuhan Tanjung Emas Semarang berjalan kaki melewati banjir rob yang melanda kota Semarang bagian utara

SEMARANG, PETISI.CO – Banjir air rob (pasang) melanda kawasan berikat Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Senin (23/5/2022) siang sekitar pukul 13.00 WIB. Banjir rob kian diperparah dengan jebolnya tanggul di kawasan tersebut hingga membuat banyak karyawan yang bekerja di kawasan itu terjebak air setinggi hingga satu meter.

Personel TNI, Polri, BPBD Kota Semarang dan relawan berupaya melakukan evakuasi terhadap sejumlah warga dan pekerja yang terjebak di genangan air rob. Bahkan beberapa di antaranya harus merelakan motornya terendam air dan memilih menyelamatkan diri.

Fatimah, warga Kalibanteng yang bekerja di salah satu pabrik garmen kawasan pelabuhan Tanjung Emas Semarang mengaku sangat ketakutan dengan kejadian banjir rob tersebut. Dia dan teman-temannya yang saat itu masih berada di dalam pabrik sampai berhamburan keluar.

Bahkan, sebagian besar sepeda motor yang diparkir di kawasan pabrik itu banyak yang terendam air dan mogok. Beruntungnya, sepeda motor milik Fatimah tidak mengalami mogok seperti milik teman-temannya.

“Saya sama temen-temen pada lari keluar mas. Motor saya kemasukan air. Akhirnya saya dorong sampai luar.  Alhamdulillah masih bisa hidup,” ungkapnya.

Hingga Senin sore, air juga terpantau mulai masuk di kawasan permukiman penduduk sekitaran pelabuhan, salah satunya di wilayah jalan Ronggowarsito. Para warga berusaha menyelamatkan barang berharga miliknya agar tidak tergenang air.

Ely Istiyari (56), warga Ronggowarsito RT 3 RW 10 Kelurahan Tanjung Emas Semarang mengatakan, air rob masuk ke rumahnya mulai pukul 15.45 hingga setinggi lutut orang dewasa.

“Saya tadi melihat buruh pelabuhan itu sudah mulai keluar dari jam 1 siang. Dan di tempat kami, air mulai masuk itu jam 15.45. Air masuk ke dalam rumah semakin tinggi dan arusnya kuat. Hingga saat ini belum ada perintah untuk ngungsi,” ucapnya.

Menurut Ely, jarak dari pelabuhan Tanjung Emas sampai ke rumahnya sekitar 500 meter. Hingga pukul 18.00, air belum juga surut. Hal tersebut membuat sebagian besar warga yang tinggal di sekitar pelabuhan menjadi khawatir.

Beberapa pejabat pemerintah juga terlihat turun langsung memantau kondisi banjir di wilayah itu. Beberapa diantaranya ada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Dandim Semarang serta Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.

Ganjar Pranowo yang mendatangi salah satu titik banjir di Jalan Arteri Yos Sudarso di atas jalan Ronggowarsito Semarang, Senin petang menghampiri sopir truk yang terjebak banjir.

“Mas, sampeyan gak iso mlebu? Macet kendaraane?,” tanya Ganjar.

“Nggeh pak, mau ke pelabuhan tadi terus di sini sudah tinggi (robnya),” kata sopir truk.

Ganjar juga sempat berdialog dengan warga yang rumahnya tampak tergenang di bagian depannya. Menurut ibu-ibu tersebut, air mulai menggenangi daerah rumahnya sekitar pukul 14.00 wib.

“Jam kalih pak, naik terus sampai sekarang ini masih naik,” kata ibu-ibu bersama anaknya.

Sambil berdialog, Ganjar tampak terus menghubungi seseorang. Tertulis di layar ponselnya, Ganjar menghubungi GM Pelindo sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

“Gimana kondisinya di sana pak? Listrinya masih mati ya, katanya ada tanggul yang jebol itu bukan di pelabuhannya ya,” tutur Ganjar.

Panggilan tersebut berlangsung sekitar 10 menit. Gubernur Ganjar kemudian beranjak ke titik selanjutnya di ujung Jalan Arteri Yos Sudarso.

Saat itu, tampak sejumlah pejabat dari BBWS, Dinas PSDA Pemprov Jateng dan perwakilan dari Pemkot Semarang. Mereka langsung terlibat perbincangan dan koordinasi terkait penanganan rob tersebut.

“Ya pak, dari pemkot saya minta pompa diabsen semua ya. Jalan terus itu karena untuk menghadapi psikologi masyarakat supaya tidak panik,” kata Ganjar kepada perwakilan Pemkot Semarang.

Ganjar juga meminta dari BBWS untuk mengkondisikan di wilayah Demak dan Pekalongan. Sebab kondisi serupa juga terjadi di sana.

Akibat banjir rob tersebut, arus lalu lintas di jalur Pantura dari Semarang menuju Demak maupun sebaliknya juga mengalami ketersendatan cukup panjang.

Untuk mengurangi kepadatan, arus lalu lintas dari Demak menuju Semarang para pengendara dialihkan melalui jalur alternatif. Jalur alternatif yakni Buyaran (Karangtengah)-Guntur-Mranggen. Namun jalur alternatif hanya efektif dilalui kendaraan kecil seperti sepeda motor dan mobil pribadi.

“Hari ini terjadi banjir rob yang cukup tinggi menggenangi wilayah Terminal Terboyo Semarang dan sejumlah wilayah pesisir Demak. Jalur Pantura Demak tepatnya di Kecamatan Sayung mengalami kepadatan lalu lintas sehingga kami melakukan rekayasa lalu lintas,” kata Kapolres Demak AKBP Budi Adhy Buono, Senin (23/5/2022) sore.

Dari pantauan di lapangan, kepadatan terjadi mulai SPBU Dukun, Kecamatan Karangtengah hingga wilayah Semarang. Sejumlah kendaraan berat menumpuk di Pantura Demak.

Budi menuturkan bahwa kepadatan lalu lintas parah sudah terjadi sejak, Sabtu (21/5) sore. Hal itu diakibatkan rob yang terjadi di wilayah Terminal Terboyo Semarang dan Kecamatan Sayung cukup tinggi.

“Iya rob yang terjadi di Semarang juga berdampak di Demak. Kepadatan arus lalu lintas bahkan mulai dari Desa Dukun, Kecamatan Karangtengah,” ujarnya.

“Untuk menuju Semarang kami alihkan lewat jalur alternatif. Di pertigaan Buyaran sudah ada petugas yang mengatur. Untuk yang sudah sampai Onggorawe bisa ambil kiri langsung menuju Mranggen,” paparnya.

Sejauh ini, Polres Demak sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi penanganan kepadatan lalu lintas akibat rob.

“Tentu, kami berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk mengantisipasi, terutama arus lalu lintas. Dalam waktu dekat ini akan dimulai peninggian jalan Pantura di wilayah Kecamatan Sayung,” tandasnya. (lim)

No More Posts Available.

No more pages to load.