Bau Sampah TPA Benowo Resahkan Warga, Minun Latif: Pemkot Harus Tindaklanjuti

oleh -543 Dilihat
oleh
Drs. H. Minun Latif, M.Si, Ketua Fraksi PKB dan Anggota Komisi C DPRD Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO – Beberapa pekan terakhir, warga di wilayah Surabaya barat, khususnya di sekitar  Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo mengaku resah dengan bau sampah yang berasal dari TPA Benowo. Hampir setiap hari, jika menjelang pukul 15.00 WIB, bau menyengat mulai menyebar.

Kondisi ini diperparah jika angin kencang. “Sejak musim hujan, khususnya sore hari bau menyengat menyebar ke mana-mana,” ujar Zainul, warga Kauman Benowo, Rabu (21/12/22022).  Zainul yang rumahnya di sebelah selatan TPA Benowo, berjarak sekitar 3 Km ini, meminta ada penanganan dari Pemkot Surabaya.

Keterangan senada juga disampaikan Catur Anang Hutoyo, yang tempat tinggalnya di sebelah timur TPA Benowo. Menurut  ketua organisasi keagamaan Islam di Kecamatan Pakal ini, bau sampah tersebut sempat lama tidak ada.

“Sudah beberapa pekan terakhir ini kembali bau sampah, mau tidak mau harus kami hirup di seputar Perumahan Pondok Benowo Indah,” ujar Catur Anang Hutoyo yang juga pegiat pendidikan ini.

Catur Anang Hutoyo

Untuk itu, kata Ketua RW IX Kelurahan Babat Jerawat ini,  pihaknya memohon Pemerintah Kota Surabaya menindaklanjuti. “Agar udara kembali segar dan tak berbau,” tambahnya.

Sementara, Dhany Nartawan, salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Pakal mengaku, jika sudah sebulan ini aroma  busuk yang diduga berasal dari TPA Benowo dikeluhkan warga.

“Kami sering menerima pengaduan dari warga, mereka resah dengan bau menyengat yang diduga dari TPA Benowo,” ujar sesepuh salah satu perguruan pencak silat di Kecamatan Pakal ini.

Drs. H. Dhany Nartawan SH, MH

Menanggapi keresahan masyarakat, Drs. H. Minun Latif, M.Si, Anggota Komisi C DPRD Surabaya mengaku prihatin akan keluhan dari warga terdampak tinggal di sekitar areal TPA Benowo tersebut yang selalu mencium bau sampah menyengat, terutama ketika di sore.

Abah Minun, panggilan akrabnya, mengatakan, beberapa waktu lalu Komisi C DPRD Surabaya telah mengadakan pertemuan untuk membicarakan antisipasi bau menyengat di sekitar TPA Benowo. Abah Minun juga berharap kepada Pemkot (Pemerintah Kota) Surabaya, segera menindaklanjuti atas saran dari Komisi C, dengan upaya agar bau sampah menyengat tidak menyebar hingga ke pemukiman warga.

“Salah satu upaya Pemkot selama ini adalah dengan Buffer Zone berupa tanaman pohon bambu di sekitar TPA Benowo. Namun ternyata Buffer Zone ini pun juga tidak tuntas,” ujar Abah Minun, Selasa (20/12/2022).

Abah Minun berharap, Pemkot dapat mengadopsi pohon yang ada di Bali ketika jenazah yang dibiarkan berhari-hari untuk persiapan upacara Ngaben namun tidak dapat mengeluarkan bau yang membusuk.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat sidak ke TPA Benowo beberapa bulan lalu.

“Dengan cara itu, maka seharusnya tidak menyebar hingga ke Gelora Bung Tomo (GBT) dan juga pemukiman warga,” ungkap Abah Minun yang juga Ketua Fraksi PKB DPRD Surabaya ini.

Menurut Abah Minun, dengan menggunakan bambu tidak akan bisa maksimal untuk mencegah bau sampah menyengat, agar tidak menyebar hingga ke pemukiman warga. Dikarenakan bambu yang tumbuh di sekitar TPA Benowo selama ini hanya sekelompok, dan tidak merata dengan rimbun seperti halnya di taman-taman.

“Oleh karena itu, kami di Komisi C DPRD Kota Surabaya sudah menekankan kepada Pemkot melalui Dinas Lingkungan Hidup, agar bisa secepatnya mengatasi bau sampah yang menyengat ini,” tegas Abah Minun, yang rumahnya di sekitar TPA Benowo.

Abah Minun mengatakan, sudah tidak hanya sekali atau pun dua kali menyampaikan keluhan warga terkait hal ini kepada Pemkot melalui Dinas Lingkungan Hidup.

“Pemerintah Kota harus ada upaya lebih keras untuk dapat mengatasi bau sampah yang menyengat ini, agar tidak menjadi kebiasaan di sore hari sering menyebar keluar hingga ke pemukiman warga,” tandas Minun Latif.(riz)

No More Posts Available.

No more pages to load.