Bupati Jember Saksikan Lepas Liar 40 Ekor Monyet Ekor Panjang

oleh -97 Dilihat
oleh
Bupati Jember, Hendy Siwanto menyaksikan lepas liar 40 ekor moyent ekor panjang dan 4 ekor ular phyton di Pulau Nusa Barong

JEMBER, PETISI.CO – Bupati Jember Hendy Siwanto turut menyaksikan lepas liar 40 ekor moyent ekor panjang (Macaca Fascicularis) dan 4 ekor ular phyton (Phytonidae) di Pulau Nusa Barong, yang dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jember bertepatan dengan Hari Satwa Dunia (4 oktober), Kamis (07/10/2021) siang.

Saat melepaskan satwa liar itu, Bupati Jember H Hendy Siswanto yang menyatakan kebahahagiannya, turut menyaksikan kembalinya satwa itu ke alam bebas.

“Ini menunjukkan kepedulian kita terhadap keberlangsungan hidup satwa liar,” ujarnya.

Terlebih, menurut Bupati Hendy, Pemkab Jember punya kepentingan untuk menjaga kelestarian Pulau Nusa Barong, yang ke depan masih memungkinkan untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata.

“Wisata alam tentunya terdapat unsur edukasi untuk anak – anak kita semuanya, warga masyarakat Jember, dan Indonesia,” pungkasnya

Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jember Widodo, monyet dan ular didapat dari hasil rampasan, penyerahan masyarakat, dan hasil pengamanan monyet yang akan sempat di kirim ke Kalimantan.

“Nah itu yang kemudian menjalani proses karantina, untuk memastikan kesehatannya,” jelasnya.

Selain memastikan kesehatannya, kata Widodo juga dilakukan chek list penilaian perilaku untuk memastikan kemampuan adapatasinya di alam liar.

“Jadi nggak serta merta kita lepaskan, masih dilakukan penilaian perilaku, untuk memastikan kesehatannya, dan kemampuannya survive ketika bertemu dengan koloni yang lain,” tegasnya.

Proses itu dilakukan selama hampir 2 tahun, kata Widodo melakukan karantina dan penilaian perilaku, sampai diyakini kesehatan dan kemampuan survive nya.

“Baru kita lepas hari ini,” imbuhnya.

Kebetulan saja, lanjut Widodo bertepatan momen khusus dengan Hari Satwa Dunia, pada tanggal 4 oktober seluruh dunia memperingati secara serentak dilakukan untuk menunjukkan bahwa manusia bisa berinteraksi dengan satwa liar.

“Dengan cara kita menghormati hak asasi kesatawaan,” ujarnya.

Seperti memahami kebutuhan biologis binatang, seperti monyet ketika sudah dewasa maka akan keluar taring, yang menunjukkan kesiapannya untuk kawin.

“Banyak korban, monyet yang dipelihara sejak kecil pada saat dewasa malah menggigit, itulah kenapa dilepas liarkan,” tegasnya.

Setelah di lepaskan, pihak BKSDA Jember masih harus melakukan monitoring untuk memastikan semua sehat.

“Jika ternyata ada yang terluka, atau kurang sehat, maka kita tangkap kembali,” tandasnya.

Pelepas liaran satwa liar itu dihadiri Ketua Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Benfika yang menegaskan bahwa proses pelepasan satwa liar dilakukan untuk menunjukkan kepedulian terhadap kehidupan satwa, termasuk menjaga keberlangsungan ekosistem, di Pulau Nusa Barong.

Terdapat momen sedih dan bahagia, kata Benfika saat melepas liarkan satwa, ada momen sedih, Karena monyet itu terpaksa haru dilepaskan setelah dipelihara, cukup lama.

“Tetapi ada momen bahagianya, karena satwa liar habitatny memang dihutan,” tegasnya. (mmt)

No More Posts Available.

No more pages to load.