Dampak Covid-19, Karyawan Wisata Setigi di Desa Sekapuk Dirumahkan Sementara

oleh -184 Dilihat
oleh
Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim dengan berat hati menyampaikan pengumuman.
Kami Berharap Pemerintah Perhatikan Nasib Kami”

GRESIK, PETISI.CO – Pelaku bisnis wisata yang selama ini telah menjadi motor perekonomian di salah satu wilayah di Kab. Gresik, khususnya bagi warga di Desa Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah akhirnya menyerah.

Tempat wisata alam yang dibangun atas swadaya warga tersebut, dengan adanya wabah Corona ini dan belum jelas berakhirnya, menjadikan pihak manajemen wisata mengambil keputusan untuk memperpanjang penutupan beroperasinya sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.

Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim, sebagai pemangku wilayah, mengatakan, situasi darurat kesehatan akibat Covid-19 telah membuat industri pariwisata yang berada di Desa Sekapuk tersebut turut melakukan penutupan.

Padahal, sebelumnya dari penghasilan wisata Setigi tersebut sudah berhasil digunakan untuk menopang program pembangunan.

Pasalnya, penutupan tempat wisata yang berkepanjangan adalah akibat adanya Covid 19, yang membuat pihak manajemen wisata alam Setigi mengambil keputusan dengan merumahkan sebagian pekerja (karyawannya).

Hal itu membuat para perangkat atau pemangku wilayah tersebut merasa sedih, mengingat para pekerja di wisata Setigi itu merupakan warga setempat (Sekapuk,red), yang perekonomiannya baru saja beranjak naik saat bekerja di lokasi wisata tersebut.

Karyawan menerima beras untuk membantu kebutuhan rumah tangga

Mirisnya, sebagian karyawan yang sedang di rumahkan adalah seorang ibu – ibu rumah tangga, yang bekerja di lokasi wisata Setigi tersebut demi kelangsungan hidupnya.

Oleh sebab itu, kesedihan tampak terlihat di raut wajah mereka pada saat mendengarkan pengumuman yang disampaikan oleh pihak manajemen wisata.

“Dengan berat hati karyawan wisata Setigi kita rumahkan pertanggal 5 April 2020, mengingat penutupan wisata Setigi kita perpanjang hingga 21 April 2020. Jadi manajemen memutuskan untuk sementara merumahkan karyawannya. Dikarenakan dengan tingginya biaya operasional dan untuk gaji mereka yang cukup lumayan besar dengan jumlah 67 orang,” ungkap Kades Sekapuk, Sabtu (4/4/2020).

Kepada Petisi.co, Abdul Halim juga mengatakan, bahwa total yang dirumahkan adalah 42 orang dari 67 karyawan, jadi masih ada 25 karyawan yang bekerja. Mengingat pohon diwisata ini masih baru semua, dan ditambah lagi yang berada di pasar kuliner sekitar 120 orang dari 30 stand juga ditutup, yang semuanya itu merupakan seorang ibu-ibu dari warga Sekapuk.

“Kami mengimbau untuk para pekerja yang dirumahkan tetap semangat dan rajin berdo’a, sementara ini berdiam diri dirumah, jangan panik dan jangan keluar rumah jika tidak penting. Bagi mereka yang dirumahkan, menerima gaji dan tambahan beras 5 kg untuk menambah kebutuhan di rumah sambil menunggu wisata ini dibuka kembali,” terang laki-laki yang dipanggil Sang Begawan Setigi ini.

Sang Begawan, juga berpesan, selain tetap tinggal di rumah dan keluar rumah hanya untuk kepentingan urgen saja, olah raga yang cukup dan jaga jarak aman serta pola hidup bersih dan sehat, yang terpenting jangan panik buat bahagia selama dimanapun berada.

Abdul Halim

“Terus terang mas, sebenarnya kami sebagai pemangku wilayah ndak tega melihatnya, mau nanya kuatirnya mewek, karena mereka itu bener-bener butuh kerja dan terlihat mereka sangat bahagia bekerja di wisata Setigi ini mas,” ungkap Halim, mantan aktifis yang memiliki jiwa sosial tinggi ini.

Halim menambahkan, bahwa perpanjangan penutupan wisata alam Setigi rencananya sampai 21 April 2020 mendatang.

“Semoga wabah virus Corona (covid-19) segera sirna dari negri tercinta ini. Sehingga warga Desa Sekapuk (karyawan Setigi,red) bisa kembali bekerja dan dapat bersemangat kembali,” pungkas Abdul Halim Kepala Desa Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Gresik.

Sementara, karyawan Setigi yang turut dirumahkan, mengaku, dapat menerima keputusan tersebut. Mereka tetap berharap untuk dapat bekerja kembali di wisata Setigi demi menopang perekonomian keluarga.

“Saya merasa sangat sedih sekali pak, kan saya terhitung masih karyawan baru dan yang masih senangnya untuk menikmati pekerjaan baru kami. Terlebih lagi ini juga sangat berpengaruh dengan kebutuhan keseharian kami, saya sangat senang sekali dengan pekerjaan saya sebagai guide di wisata Setigi, disini saya mendapat begitu banyak pengalaman baru,” ungkap Meta.

Hal yang sama juga disampaikan Lis Lila, selain juga merasakan kesedihan sebagai karyawan baru, saat ini terkendala adanya pandemi yang melanda dunia.

“Jadi ketika kita dirumahkan dari pihak manejemen sedih pasti pak, tapi kita juga ngerti dengan keputusan ini, karena juga demi kebaikan kita bersama, khususnya para karyawan,” ucap Lis Lila.

Mereka berharap, pemerintah segera mendapat jalan keluar yang terbaik bagi masyarakat kecil.

“Yang bagaimana nanti akibatnya kalau kami harus diam seperti ini terus di rumah, tanpa mendapat uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Semoga pemerintah lebih bisa memperhatikan para pekerja yang berpenghasilan menengah kebawah ini pak,” harap warga Sekapuk, yang juga sebagai karyawan wisata Setigi.

Dengan diterimanya keputusan tersebut dengan ikhlas, mereka (karyawan Setigi,red) sangat sadar betul akan hal tersebut, merupakan langkah terbaik dari pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19.(bah)

No More Posts Available.

No more pages to load.