Diskusi RAR, Gus Ali Beri Solusi Memajukan Kota Surabaya

oleh -51 Dilihat
oleh
Gus Ali menyampaikan gagasan di diskusi RAR

SURABAYA, PETISI.CO – Diskusi publik Surabaya yang digelar Komunitas Rek Ayo Rek (RAR) di Kopi Bangi, Surabaya, Jumat (27/9/2019) menarik perhatian sejumlah bakal calon wali (bacawali) kota Surabaya di Pilkada Surabaya 2020. Mereka tertarik nimbrung untuk memberikan masukan untuk kemajuan kota Surabaya ke depan.

Ali Azhara, salah satu bakal calon wali kota Surabaya yang bersemangat memberikan masukan. Banyak yang dia sampaikan dihadapan puluhan peserta diskusi. Mulai dari penataan lingkungan atau taman yang sudah bagus, pendidikan, moda transportasi, pemerataan pembangunan hingga pengentasan kemiskinan.

“Dari yang saya dengar tadi, semua masukan teman-teman bagus semua. Diskusi ini bagus untuk kemajuan Surabaya ke depannya,” kata Gus Ali, sapaan akrab Ali Azhara yang mendapat kesempatan terakhir untuk menyampaikan saran dan masukannya.

Gus Ali (kanan) foto bersama dua bacawali, Ony Setiawan (baju batik) dan Lia (baju biru), serta Herman Rifai. (Bm)

Untuk transportasi, Gus Ali mengaku program-program yang dilaksanakan wali kota Surabaya, Tri Rismaharini sudah bagus. Salah satunya, penyediaan Suroboyo Bus kepada masyarakat secara gratis. Cukup dengan menukarkan botol plastik, warga Surabaya bisa naik bus mewah tersebut.

“Tapi, itu belum cukup untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di kota Surabaya. Perlu ada upaya lain untuk mengurangi kemacetan. Misalnya, Pemkot Surabaya membangun Rumah Susun (Rusun) murah kepada masyarakat dari luar Surabaya yang bekerja di Surabaya,” tuturnya.

Dengan tinggal di Rusun, maka warga luar Surabaya yang bekerja di Surabaya dengan menggunakan kendaraan, tidak perlu kembali ke rumahnya sepulang dari kerja. “Selama ini kemacetan itu timbul, karena banyak kendaraan dari Sidoarjo dan sekitarnya yang masuk ke Surabaya. Penyediaan rusun adalah salah satu solusinya,” paparnya.

Sedangkan untuk mengurangi angka kemiskinan di Surabaya, Gus Ali memiliki ide cemerlang. Pembangunan mall boleh bertebaran di mana-mana, namun harus tetap memikirkan tenaga kerja dari masyarakat sekitarnya.

“Minimal 15 persen tenaga kerjanya diambilkan dari warga yang tinggal di sekitar mall-mall itu,” sergahnya.

Selain Gus Ali Azhara, diskusi RAR juga dihadiri bacawali Ony Setiawan, Lia Istifhama, Warsito, Gus Ali Zahara, dan yang disebut maju menjadi cawali Surabaya, Zahrul Azhar Asuma atau Gus Hans. Selain itu, juga diikuti beberapa perwakilan pemuda serta jurnalis media online dan anggota DPRD Surabaya.

“Acara diskusi RAR tidak bertujuan mempromosikan bacawali tertentu. Melainkan untuk memberikan pandangan baru dari masyarakat kepada bacawali Surabaya agar mempunyai program membangun kota Pahlawan lebih baik kedepannya,” kata Ketua RAR Herman Rifai. (bm)