SURABAYA, PETISI.CO – Komisi C DPRD Surabaya meminta agar pembangunan RS Surabaya Timur spesifikasinya harus diperhitungkan secara matang. Hal itu dikarenskan pertimbangan dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya yang terdampak musibah gempa Tuban, pada Jumat (22/03/2024).
Oleh karena itu, Anggota Komisi C DPRD Surabaya Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am menghimbau pembangunan RS Surabaya Timur tahan gempa, agar tidak menimbulkan rasa kahwatir bagi pasien.
“Pembangunan RS Surabaya Timur harus tahan dari gempa, makanya harus diperhitungkan betul pembangunannya. Jangan sampai kejadian lalu (gempa Tuban) terjadi lagi, dan itu sangat mengkhawatirkan,” kata Abdul Ghoni, Selasa (26/03/2024).
Selagi dalam tahap proses lanjut Abdul Ghoni mengatakan, pembangunan RS Surabaya Timur harus diperhatikan spesifikasinya agar tidak mospro.
“Inikan proses pembangunan, harus diperhatikan betul spesifikasi bangunannya seperti apa? Jangan sampai bangun itu muspro, itu kan rumah sakit. Jadi kita bisa membayangkan paniknya luar biasa pasien yang sedang berobat (di RSUA) saat ada goncangan sehingga bersamburan semua, dan ini kan juga membahayakan,” tegas Abdul Ghoni.
Selain itu, Abdul Ghoni mengaku bersyukur RSUD Soewandhie tidak terdampak gempa yang terjadi di Tuban.
“Tapi alhamdulillah RSUD kita di Soewandhie juga tidak ada masalah. Itu yang kita harapkan dari pembangunan RS Surabaya Timur ini,” ungkap Abdul Ghoni.
Maka dari itu, dia menekankan agar pembangunan RS Surabaya Timur harus betul-betul diperhitungkan dengan matang, sehingga tidak asal membangun.
“Konstruksi bangunannya itu harus tahan gempa, harus diperhitungkan jangan asal pasang, gedung itu harus diperhitungkan, ini rumah sakit untuk kepentingan masyarakat. Spesifikasi bangunannya harus bagus, termasuk bangunan pemerintah kota lembaga pendidikan saya harapkan juga seperti itu,” pungkas Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am. (riz)
