Dua Pusaka Baru Pemberian Sri Sultan Hamengku Buwono X Ikut Dikirab di Hari Jadi Trenggalek ke-829

oleh -475 Dilihat
oleh
Bupati Trenggalek Mas Ipin menyapa warga di alun alun sebelum memasuki Regol Pendopo Kabupaten

TRENGGALEK, PETISI.COTerlihat sakral, prosesi hari jadi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek ke-829 diawali dengan kirab pusaka dari balai Desa Kamulan menuju Pendopo Manggala Praja Nugraha, disusul dengan iring iringan layaknya puteri kerajaan dan punggawa praja, serta tak ketinggalan tumpeng agung turut menyertai dalam arak arakan, Kamis (31/8/2023).

Ada yang berbeda dalam kirab pusaka tahun ini, salah satunya yaitu terdapat dua pusaka baru pemberian dari Sri Sultan Hamengku Buwono X saat muhibah budaya tahun lalu, berupa Tombak Wignyo Murti dan Songsong Ayomsih.

Bupati Mas Ipin bersama sang putri tercinta berjalan menuju Pendopo Manggala Praja Nugraha

Selain itu, Prasasti Kamulan yang dulu disimpan di Museum Wajakensis Tulungagung, kini sudah kembali ke Kabupaten Trenggalek sehingga turut serta dimasukkan dalam rangkaian prosesi Hari Jadi Trenggalek kali ini.

Setelah dikirab, pusaka-pusaka tersebut diserahkan oleh Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhamad Nata Negara kepada Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin untuk disimpan kembali.

Wabup Syah bersama istri dan iring iringan pembawa Pusaka berjalan menuju Pendopo

Di sepanjang rute kirab, juga dibagikan bibit-bibit tanaman kepada masyarakat yang hadir. Bahkan karangan bunga ucapan hari jadi diganti dengan tanaman hidup yang juga dapat diambil oleh masyarakat.

“Ke depan itu nanti ucapan-ucapan selamat, rangkaiannya dari bunga asli dan juga dari bibit tanaman, sehingga tidak menghasilkan sampah,” jelas Mas Ipin sapaan Bupati Trenggalek.

Dan kalau dilihat dari biaya, lanjut Mas Ipin, itu lebih murah. Kalau biasanya karangan bunga yang dari styrofoam itu rata-rata 750 ribu sampai 1 juta.

“Ini 500 ribu sudah dapat banyak bibit, karena di sini kan juga banyak nursery atau pembibitan,” sambungnya.

Menurutnya hal itu merepresentasikan tema Hari Jadi ke-829 Trenggalek “Ngayomi Ngayemi Ngayani” yang tentu diharapkan dapat memberi pengayoman, pengayeman, serta memberikan kemakmuran bagi masyarakat.

“Hari ini saya bahagia sekali, masyarakat antusias berebut bibit. Artinya mereka memiliki semangat untuk menanam, untuk melestarikan alam sekitar dan kemudian juga dari kelestarian alam itu akan ada berkah Rizki. Semoga bibit yang kita bagikan nanti ditanam kemudian panen,” imbuhnya.

Selain ada pembagian bibit, yang berbeda dalam hari jadi kali ini salah satunya yaitu prosesi jamasan pusaka. Karena saat ini prasasti sebagai penanda Hari Jadi Trenggalek sudah kembali ke Trenggalek.

“Ini menjadi menjadi satu hal yang sangat penting,” tandas Mas Ipin.

Selanjutnya pada puncak perayaan Hari Jadi Trenggalek ke-829 pada malam harinya digelar wayang kulit serta pemberian penghargaan kepada kepala desa yang inovatif dalam Adipura Desa. (par)

No More Posts Available.

No more pages to load.