Erupsi Gunung Semeru, Kalaksa BPBD Jatim: Jumlah Pengungsi Tinggal Dua Orang

oleh -102 Dilihat
oleh
Gatot saat diwawancarai wartawan

SURABAYA, PETISI.CO – Gerak cepat langkah Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dalam menangani dampak sosial bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang terlihat nyata.

Delapan hari pasca gunung Semeru menyemburkan Awan Panas Guguran 4 Desember 2022 lalu, jumlah pengungsi berkurang drastis. Kini, tinggal 2 orang pengungsi. Padahal, jumlah warga yang mengungsi di tempat pengungsian saat itu lebih dari 2 ribu orang.

Warga mengungsi ke tempat pengungsian yang disiapkan oleh Pemprov Jatim bersama Pemkab Lumajang, BPBD Jatim dan TNI/Polri. Tenda-tenda milik TNI dan BPBD disiapkan untuk menampung sementara ribuan pengungsi.

“Sampai hari ini jumlah pengungsinya tinggal dua orang saja. Yang lain sudah meninggalkan tempat pengungsian, setelah kondisi gunung Semeru melandai,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Subroto kepada wartawan di Surabaya, Selasa (13/12/2022).)

Menurutnya, saat ini kondisi gunung Semeru sudah melandai dan warga bisa kembali ke tempat tinggalnya masing-masing. Hanya dua orang saja yang masih bertahan di pengungsian.

Dua warga yang masih tinggal di pengungsian itu, karena beberapa faktor. Pertama, kondisi rumah yang masih kotor sehingga belum bisa dihuni. Kedua, warga yang memiliki hunian tetap (huntap) masih dalam proses pendataan.

“Ibu gubernur ingin hunian tetap bagi warga korban erupsi gunung Semeru itu, benar-benar layak huni. Ada perabotan lengkap, sehingga warga bisa merasa nyaman tinggal di tempat barunya,” ujarnya.

Saat ini, petugas di lapangan, seperti OPD teknis, TNI/Polri dan Pemkab Lumajang melakukan pembersihan ruas jalan, ruman dan perbaikan jembatan dilakukan bersama-sama. “Itu semua dalam dilakukan rangka proses pemulihan,” tandasnya.

Terkait pemetaan lokasi rawan bencana, Gatot menyebut semua wilayah di pesisir Selatan itu punya potensi bencana. Karena itu, warga yang tinggal di pesisir selama tetap waspada, namun tidak perlu panik.

“Tapi yang lebih penting adalah kolaborasi dan koordinasi provinsi antar kabupaten/kota dengan relawan di wilayahnya masing-masing,” kata mantan Kepala Biro Kesra Setdaprov Jatim ini. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.