Feeder Kian Sepi, DPRD Surabaya Dorong Dishub Evaluasi

oleh -217 Dilihat
oleh
Angkutan umum Feeder Wirawiri Suroboyo

SURABAYA, PETISI.CO – Terhitung masih beroperasi selama tiga bulan sejak angkutan umum Feeder Wirawiri Suroboyo dilaunching oleh Pemkot Surabaya pada 3 Maret 2023 lalu.

Hingga kini, Feeder Wirawiri tak berhenti mengelilingi titik demi titik pemberhentian yang dibuat oleh Pemkot Surabaya. Namun saat ini angkutan umum modern dan serba nyaman tersebut semakin kian sepi peminat.

Hal itu terungkap ketika DPRD Surabaya melakukan evaluasi bersama Pemkot melalui Dishub Surabaya, dalam rapat Pembahasan Raperda Kota Surabaya tentang Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas pada Kawasan Industri, Perdagangan, Perumahan dan Pemukiman, Kamis (06/07/2023).

William Wirakusuma, ST.,M.Sc., Anggota Komisi C DPRD Surabaya

Menurut William Wirakusuma, ST.,M.Sc., selaku Anggota Komisi C DPRD Surabaya mengatakan, bahwa terkait sepinya peminat Feeder masih tetap dilakukan evaluasi. William pun menyadari, tidak semua rute yang dilalui oleh Feeder memiliki banyak peminat.

“Iya ini sudah ada evaluasi juga dari Dishub bahwa tidak semua rute memiliki banyak peminat,” katanya seusai rapat, Kamis (06/07/2023) sore.

William mengatakan, ada beberapa rute memiliki banyak peminat. Salah satunya adalah jurusan rute Benowo-Tunjungan PP. Sedangkan untuk bulan Mei saja total penumpang saat itu terhitung hingga 26.500.

“Kemudian yang kedua untuk rute yang ramai itu jurusan rute TIJ – Kedung Asem ada sekitar 8400. Nah untuk rute yang lain, kami meminta untuk tetap harus dilakukan evaluasi,” ucapnya.

William tidak menyangkal. Terkait sepinya peminat bisa saja dikarenakan jalurnya yang terlalu panjang. Atau bisa saja dikarenakan warga di rute tersebut tidak membutuhkan Feeder.

“Nanti usulan kami jika ada jalur lain yang membutuhkan Feeder, maka kami meminta dipindahkan saja rutenya kepada yang lebih membutuhkan. Karena selama ini, contohnya di jalan Penjaringan Sari hingga Gunung Anyar itu sebulan hanya sekitar 2000 penumpang. Itu kan minim sekali,” ungkapnya.

Dengan minimnya penumpang terutama rute yang tidak memiliki banyak peminat, William mengaku terus memonitoring perkembangan Feeder. Termasuk melakukan kajian dan menerima laporan perkembangan di setiap bulannya.

“Mungkin bisa saja jaraknya terlalu jauh. Sehingga warga malas naik karena harus memutar jauh dulu agar sampai ke tujuan. Atau memang warga disitu tidak membutuhkan Feeder,” ujarnya.

Sedangkan terkait sosialisasi, William mengatakan bahwa Pemkot telah gencar melakukan sosialisasi. Termasuk setiap kali agenda baksos yang digelar oleh Pemkot Surabaya.

“Masukan kami terkait sepinya Feeder, nanti rutenya akan dipindahkan. Atau mungkin juga ada alternatif lain. Karena tahun ini akan nambah dua rute baru untuk Feeder,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait keuntungan dan kerugian yang dialami oleh Pemkot Surabaya dengan adanya Feeder, William menjelaskan bahwa bukan itu inti permasalahannya. Karena dengan hadirnya Feeder, maka DPRD Surabaya berharap Pemkot dapat memberikan pelayanan transportasi umum yang terbaik bagi warganya.

“Sebenarnya kan Pemkot ini tidak mencari untung atau pun rugi, melainkan ini adalah suatu bentuk pelayanan transportasi umum untuk masyarakat. Namun apakah pelayanan ini efektif dirasakan masyarakat kebawah atau tidak? Kalau sepi kan berarti ada yang kurang, nah itu yang menjadi evaluasi,” katanya.

William mengatakan, untuk mengantisipasi sepinya peminat nanti akan dilakukan launching tiket fisik pra bayar yang dapat membeli sepuluh trip sekaligus.

“Sekali naik kan Rp 5000,- Sedangkan jika sekalian beli sepuluh ada potongan menjadi Rp 40.000,- dan itu masih dipertimbangkan,” tandasnya.

Disamping itu, William juga mengatakan akan ada tiket yang berlaku sekaligus untuk tujuh hari atau pun tiga hari. Juga tiket yang berlaku seminggu hingga sebulan yang dapat dibeli dengan harga yang lebih murah.

“Itu juga masih dipertimbangkan dan semuanya tetap melalui aplikasi,” tandas William Wirakusuma, ST.,M.Sc., selaku Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia.

Aning Rahmawati, S.T., Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya

Dishub Surabaya Perlu Evaluasi Berkesinambungan

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati mengatakan, saat ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya perlu melakukan evaluasi secara berkesinambungan. Untuk melakukan survey dan melihat titik mana saja yang ramai dan sepi penumpang.

”Tujuannya untuk mengetahui ketika ada rute yang ramai, apakah armadanya perlu ditambah atau cukup segitu saja. Lalu, untuk rute yang sepi penumpang harus dilakukan beberapa evaluasi,” tutur Aning Rahmawati selaku Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Selasa (18/07/2023).

Untuk rute yang sepi penumpang, legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini mengusulkan beberapa cara. Salah satunya ada pengalihan rute. Di rute yang berpotensi ramai penumpang.

“Contohnya di Benowo yang berpotensi ramai penumpang. Sehingga kita harus benar-benar memperhatikan bahwa Feeder ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Aning.

Selain itu, menurut Aning Rahmawati, Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya harus memperbanyak menerima masukan dari warga kota Surabaya.

“Makanya itu perlu dilakukan survey dari warga Surabaya yang pernah naik, namun tidak kembali lagi naik Feeder. Nah itu juga harus perlu diketahui oleh Dishub Surabaya,” ungkap Aning.

Anggota Badan Anggaran DPRD Surabaya itu mengingatkan Pemkot Surabaya agar mengoptimalkan layanan transportasi Feeder. Sebab, beban operasional feeder dalam setahun itu berkisar Rp 564 juta.

“Jadi memang Feeder itu tujuannya untuk mengurangi kemacetan di kota Surabaya. Sehingga untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, maka transportasi massal ini harus benar-benar dioptimalkan untuk warga kota Surabaya,” pungkas Aning Rahmawati, S.T., selaku Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya. (riz)

No More Posts Available.

No more pages to load.