Forum Master Plan on ASEAN Connectivity 2025, Dirjen Adwil Kemendagri Sampaikan Progres Kerja ASCN

oleh -757 Dilihat
oleh
Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan, Safrizal ZA.

SURABAYA, PETISI.CO – Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri Safrizal ZA menyampaikan kemajuan perkembangan ASEAN Smart City Network (ASCN) dalam forum yang mendiskusikan Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025 dalam rangka Monitoring, Review, dan Evaluasi (MRE) yang diselenggarakan di Surabaya, Selasa  (25/7/2023).

“Ada dua konteks strategis yang harus dihadapi ASCN. Pertama, bagaimana menghadapi kuatnya arus urbanisasi yang terus meningkat. Kedua, terjadi disrupsi digital yang  mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia yang merevolusi cara kita hidup, bekerja, dan bermasyarakat,” kata Safrizal dalam siaran persnya, Selasa.

Sebelumnya, puncak pertemuan Tahunan Keenam ASEAN Smart City Network (ASCN) di Bali pada 12-13 Juli 2023 di Bali dinilai sukses. Forum tersebut, dihadiri oleh delegasi negara ASEAN, perwakilan negara-negara sahabat dan berbagai partisipan dalam dan luar negeri.

Safrizal  menyebutkan bahwa pertemuan yang diinisiasi oleh Perwakilan Tetap Republik Indonesia(PTRI) untuk ASEAN, selain penting untuk menjadi instrumen isu dan langkah strategis, juga terutama untuk turut mensukseskan Chairmanship ASCN 2023 oleh Indonesia, baik pada tataran konseptual maupun praktikal.

“Tujuan utama Smart City adalah untuk meningkatkan kualitas hidup bagi warga melalui pemanfaatan teknologi, melalui skema-skema kerjasama  dalam pengembangan tata kelola kota sehingga dapat mewujudkan pelayanan publik yang responsif, efektif dan efisien. Konektifitas ASCN berada pada kerangka kerja tersebut,” jelasnya.

Sekadar mengingatkan, lanjut Safrizal, pada 2018, ada 26 kota percontohan yang masuk nominasi ASCN yang tersebar di seluruh negara anggota ASEAN. Seperti, Bandar Seri Begawan dari Brunei Darussalam, Battambang, Phnom Penh dan Siem Reap dari Kamboja, Makassar, Banyuwangi dan DKI Jakarta dari Indonesia.

Berikutnya di Luang Prabang dan Vientiane dari Laos PDR, Johor Bahru, Kuala Lumpur, Kota Kinabalu dan Kuching dari Malaysia, Nay Pyi Taw, Mandalay dan Yangon dari Myanmar, Kota Cebu, Kota Davao dan Manila dari Filipina, Singapura, Bangkok, Chonburi dan Phuket dari Thailand, Da Nang, Hanoi, dan Kota Ho Chi Minh dari Viet Nam.

Kini ASCN memiliki 29 kota percontohan  yang setiap kota diwakili oleh Chief Smart City Officer (CSCO). Tentunya jumlah ini akan terus berkembang sejalan dengan masifnya pertumbuhan kota-kota dikawasan.

“ASCN memiliki kerangka kerja yang mendorong implementasi inisiatif di  enam bidang fokus pembangunan perkotaan, yaitu kewarganegaraan, kesehatan dan kesejahteraan, keselamatan dan keamanan,  kualitas lingkungan, infrastruktur dan industri dan inovasi,” paparnya.

Sejalan dengan aspek-aspek tersebut, dalam Keketuaan ASCN 2023, Indonesia juga sukses mengadakan rangkaian 4 seri diskusi, yang diselenggarakan untuk memfasilitasi ASCN Cities dan kota-kota lain di ASEAN untuk berbagi kemajuan dan tantangan mereka dalam mengimplementasikan kota cerdas untuk bertukar ide dan informasi, berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta memperluas peluang potensi kerja sama.

“Kesuksesan Indonesia dalam menyelenggarakan annual meeting yang lalu dan komitmen Indonesia sebagai shepered dalam memajukan ASCN akan terus diperkuat. Tentunya, kami mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam pengembangan Smart City di Indonesia maupun di kawasan Asia Tenggara,” ujar Safrizal. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.