Gubernur Khofifah Ajak Pengurus YKI Jatim Maksimalkan Promotif dan Preventif Deteksi Dini

oleh -173 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah melantik Ketua YKI Jatim, dr Joni Wahyudi

SURABAYA, PETISI.CO – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak pengurus Yayasan Kanker Indonesia (YKI) khususnya cabang koordinator Jatim untuk memaksimalkan upaya promotif dan preventif deteksi dini serta supportif – paliatif. Upaya ini akan berdampak signifikan pada peningkatan angka kesembuhan bagi penderita kanker terlebih kanker servik dan kanker payudara.

“Kita persambungkan dengan arahan Ketua Umum YKI pusat yang mengajak kita memaksimalkan deteksi dini promotif, deteksi dini preventif, ditambah supportif paliatif,” katanya pada pengukuhkan pengurus YKI cabang koordinator Jatim masa bakti tahun 2022-2027 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (30/8/2022) malam.

Pengurus YKI cabang koordinator Jatim masa bakti tahun 2022-2027 dikukuhkan berdasarkan SK No. 114 SK Cabang V Tahun 2022 tanggal 12 Mei 2022 tentang pengukuhan Indonesia Jawa Timur masa bakti 2022-2027. Pengurus YKI cabang koordinator Jatim juga dikukuhkan secara virtual oleh Ketua Umum YKI Pusat Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FINASIM, FACP.

Pengukuhan tersebut dilakukan secara simbolis kepada 9 orang pengurus serta ditandai dengan penyematan pin oleh Gubernur Jawa Timur dan diikuti oleh 41 orang pengurus lainnya.

Khofifah menjelaskan upaya promotif dan preventif deteksi dini dapat dengan menambah titik-titik pap smear dan mammografi. Caranya, dengan melibatkan banyak pihak. Termasuk sinergitas dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dan organisasi-organisasi masyarakat yang memiliki rumah sakit dan klinik di berbagai daerah.

“Pap smear bisa makin diluaskan, di titik mana potensi kemungkinan terjadinya servik sesuai dengan data yang ada di Dinkes. Kita bisa bangun sinergitas lebih kuat lagi untuk bisa memperbanyak pap smear,” jelasnya.

Pihaknya juga mengajak pengurus YKI cabang koordinator Jatim untuk mengintegrasikan program-program ini dengan para penyuluh. Caranya dengan memberikan panduan-panduan secara manual dengan format yang sederhana seperti video dengan durasi singkat. Sehingga masyarakat juga akan lebih mudah mengakses dan memahami.

“Jadi kalau sinergitas itu kita siapkan plan of actionnya, akan bisa lebih terukur lagi percepatan capaian yang bisa kita lakukan bersama. Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) harus selalu dijalankan. Harus berseiring. Pendekatan memang harus secara komprehensif,” paparnya.

Ketua Umum YKI Pusat Prof. Dr. dr Aru Wisaksono Sudoyo mengungkapkan Indonesia memiliki tugas untuk menurunkan angka kanker sampai 30% di 2030. Sementara di Indonesia, 70% pasien kanker datang sudah pada stadium 3 dan 4.

Oleh karenanya, ia menyebut bahwa promotif deteksi dini pada hakekatnya merupakan tugas utama bersama. “Deteksi dini itu menjadi prioritas menjadi tugas dari kementerian kesehatan dan masyarakat, selama ini kita lebih banyak pada hal – hal yang kuratif,” ucapnya.

Senada dengan pesan Ketua YKI pusat, Ketua YKI Jatim Dr dr Joni Wahyuhadi, SpBS (K) melaporkan bahwa banyak sekali penderita kanker yang datang ke rumah sakit sudah dalam stadium akhir. Sehingga upaya untuk memaksimalkan kesembuhan menjadi lebih kecil.

Oleh sebab itu ia bertekad akan banyak melakukan upaya preventif dengan cara sosialisasi deteksi dini yang lebih masif dengan melibatkan media massa ataupun sosialisasi oleh organisasi-organisasi masyarakat. “Salah satu target Kami nanti bagaimana kanker payudara ini bisa terdeteksi lebih dini jumlah angka kesembuhannya menjadi lebih banyak,” ujarnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.