Harapan Mantan Pemain Nasional Indonesia Jatim ke Ketua Umum PSSI Terpilih KLB

oleh -94 Dilihat
oleh
Mantan Pemain Nasional Indonesia Jatim

SURABAYA, PETISI.CO – Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dengan agenda pemilihan Ketua Umum (Ketum) PSSI dan Komite Ekskutif atau Exco PSSI digelar hari ini, Kamis (16/2/2023) di Jakarta. Para mantan pemain sepakbola nasional asal Jawa Timur (Jatim) punya harapan besar.

Para mantan pemain nasional Jatim berkumpul dan berdiskusi di Surabaya, Rabu (15/2/2023) kemarin. Para eks pemain nasinal seperti Ferril Raymond Hattu, Rudy William Keltjes, Fakhri Husaini, Joko Malis, Subangkit, Maura Hally dan lainnya terlihat cukup hangat berbicara soal sepakbola Indonesia.

Dari diskusi para mantan pemain nasional Jatim, ada sebanyak 14 poin harapan besar yang diharapkan bisa dijalankan oleh Ketum PSSI dan Exco terpilih dalam KLB pada hari ini, Kamis (16/2/2023).

Ferril Raymond Hattu mengaku, ajang kumpul dan diskusi para mantan pemain nasional yang ada di Jatim ini atas keprihatinan kondisi sepakbbola Indonesia. Dimana sudah 30 tahun terakhir sepakbola Indonesia tidak ada kemajuan .

“Sudah tiga dekade, 30 tahun lebih (sepakbola) kita tak kemana-mana, tidak maju-maju. Negara lain yang dulu di bawah Indonesia, kini di atas kita,” sebut Ferril Raymond Hattu.

Ferril Raymond Hattu yang merupakan kapten Timnas Indonesia SEA Games 1991 di Filipina dan meraih emas menuturkan, Indonesia sangat aktif menggelar kompetisi mulai Liga 1, Liga 2 dan lainnya dengan biaya ratusan miliar hingga triliunan. Tapi hasilnya tidak berdampak ke kemajuan sepakbola Indonesia.

“Uang ratusan hingga triliuan tiap tahun dibuang. Sepakbola kita (Indonesia) tak kemana-mana, lawan Vitnam dan Thailand di Asia tenggara saja sudah tidak mampu,” ucap Ferril Raymond Hattu.

Feriil yang pernah bermain untuk Niac Mitra, Persebaya dan Petrokimia Putra ini mengaku sedih dan prihatin melihat kondisi sepakbola Indonesia. Lantaran pengurus (PSSI) adanya ribut terus dan tidak menyuguhkan pretasi yang membuat bangsa Indonesia bangga.

“Kita sedih, prihatin. Kongres (KLB PSSI) ini ada karena seteah tragedi Kanjurihan. Kami pribatin sebagai mantan pemain timnas yang sudah harumkan bangsa Indonesia lewat sepakbola. Kedepan diharapkan sepakbola lebih baik lagi, on the track,” harap Ferril.

Ferril menilai, pemain daerah punya potensi besar bisa mengantikan dan meneruskan prestasi yang bangakan Timnas nasional. Indoensia punya Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam, Ronaldo Kwateh yang bermain di luar negeri. Kedepan diharapkan lebih banyak lagi.

Para mantan pemain nasional Jatim, lanjut Ferril tidak punya hak memilih Ketum PSSI dan Exco karena bukan voters. Tapi diharapkan siapa pun yang terpilih di KLB PSSI hari ini, nanti bisa membuat perubahan sepakbola Indonesia berprestasi dan maju.

“Siapaun yang jadi ketua (PSSI), kami dari mantan-mantan pemain nasioal, tolonglah sepa bola ini dibawa ke jalur yang benar. Kembalikan kejayaan bola kita. Sebenarnya kita mampu, kita punya potensi, punya kopetensi dan modal. Tapi selama ini pengurus sibuk dengan kepentingan kelompoknya dan lupa sepakbola prestasi,” cetus Ferril.

Fakhri Husaini menambahkan, 14 harapan para eks pemain nasional ini merupakan cara dari komunitas sepakbbola Jatim agara sepakbola Indonesia berubah maju dan berprestasi. Karena para mantan pemain nasional bukan voters di KLB PSSI.

“Semua stakholder diharapkan bisa membawa sepakbola ditangani secara baik, fair play dan kerusuhan (tragedi Kanjuruhan) tak terjadi lagi,” harap Fakhri Husaini.

Pelatih yang sukses membawa Timnas Indonesia U-16 juara AFF ini mengaku, 14 poin harapan eks pemain nasional ini bisa dijalani pengurus PSSI terpilih.

“Diharapkan lima tahun tinggalkan PSSI nanti mewariskan hal bagus bagi penerusnya. Jangan tinggalkan warisan maslah yang akan datang, ini yang harus diubah,” saran mantan pelatih Borneo FC dan Persela Lamongan ini.

Berikut Harapan Mantan Pemain Nasional Jatim ke Ketum PSSI Terpilih KLB :

  1. Perbaikan TATA KELOLA ORGANISASI yang profesional, transparan, efektif, bermartabat, bertanggungjawab
  2. Menyusun RENCANA STRATEGIS dan RENCANA KERJA, serta menjalankannya secara profesional dan bertanggungjawab.
  3. Penyelenggaraan TATA KELOLA KOMPETISI Liga 1, Liga 2, Liga 3 yang menjunjung tinggi nilai FAIR PLAY dan RESPECT.
  4. Menggelar KOMPETISI USIA MUDA yang berkualitas, terintegrasi dan berkelanjutan.
  5. Meningkatkan kualitas dan integritas PELATIH, WASIT, dan INSTRUKTUR.
  6. Memberdayakan ASOSIASI PSSI PROPINSI sebagai penanggungjawab pelaksanaan pengembangan prestasi sepakbola AMATIR di daerah.
  7. Membangun Kantor PSSI dan TRAINING GROUND untuk aktivitas RISET dan DIKLAT tim nasional Indonesia.
  8. Mewujudkan TIM NASIONAL yang TANGGUH, BERKUALITAS, BERPRESTASI.
  9. Memastikan seluruh klub professional wajib memenuhi persyaratan yang diatur dalam CLUB LICENSING.
  10. Meninjau kembali regulasi batas maksimal penggunaan PEMAIN ASING, maksimal 2 pemain.
  11. Memperketat persyaratan PELATIH ASING untuk dapat menjadi pelatih di Liga 1,

serta mendukung peningkatan kapasitas pelatih lokal.

  1. Bekerjasama dengan aparat PENEGAK HUKUM untuk memberantas pengaturan hasil pertandingan (MATCH FIXING).
  2. Membangun hubungan yang harmonis dengan seluruh PEMANGKU KEPENTINGAN sepakbola Indonesia, termasuk sinergi dengan Pemerintah Pusat mengimplementasikan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional, dan Pemerintah Propinsi, Kabupaten, Kota mengenai pemanfaatan fasilitas stadion dan atau lapangan sepakbola untuk pembinaan dan pengembangan sepakbola amatir di daerah.
  3. Jika tidak mampu memperbaiki, paling tidak jangan semakin menambah parah kerusakannya. (kij)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.