Hari Pangan Sedunia ke-43, Gubernur Khofifah Ajak Bijak Penggunaan Air

oleh -324 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah membagikan beras kepada warga sekitar usai peringatan Hari Pangan Sedunia ke-43

SURABAYA, PETISI.CO – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak semua pihak menumbuhkan kesadaran dalam menggunakan air. Ini  menjadi penting lantaran pertumbuhan penduduk yang pesat, urbanisasi, pembangunan ekonomi, dan perubahan iklim yang berdampak pada sumber daya air di bumi semakin terbatas.

“Mari kita semua untuk lebih bijak dalam menggunakan air,” kata Khofifah kepada wartawan usai menghadiri Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-43 Tahun 2023 Provinsi Jatim yang digelar di Jatim Expo Convention & Exhibition Surabaya, Rabu (15/11/2023).

Menurutnya, air memiliki peran penting dalam membentuk lebih dari 50 persen tubuh makhluk hidup. Menutupi sekitar 71 persen permukaan bumi, hingga menjadi kekuatan bagi manusia, perekonomian dan alam serta pondasi pangan.

“Isu krisis air merupakan salah satu ancaman terbesar bagi ketahanan pangan. Hal ini sesuai dengan tema HPS ke-43 Water is Life, Water is Food. Leave No One Behind” yang artinya Air adalah Kehidupan, Air adalah Makanan. Jangan Tinggalkan Siapa Pun,” paparnya.

Saat ini, lanjut Khofifah, sekitar 2,2 miliar orang di dunia hidup di daerah yang mengalami kekurangan air. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 3,6 miliar pada tahun 2025.

“Krisis air juga dapat menyebabkan berkurangnya produksi pangan, meningkatkan harga pangan dan kelaparan. Hal ini dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan,” ucapnya.

Dijelaskan, saat ini Jatim menjadi tulang punggung lumbung pangan nasional. Selama tahun 2020 – 2022, Jatim merupakan provinsi dengan produksi padi nomor 1 Nasional yaitu sebesar 9,526 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Bahkan tahun 2022 ketersediaan beras di Jatim juga surplus sebesar 2.410.862 ton.

“Angka sementara produksi padi di tahun 2023 sebesar 9,591 juta ton GKG atau setara beras sebesar 5,538 juta ton. Angka produksi ini lebih tinggi 64,9 ribu ton GKG dibandingkan angka tetap produksi tahun 2022 yang sebesar 9,526 juta ton GKG,” ungkapnya.

Predikat Jatim sebagai lumbung pangan nasional juga terlihat dari kontribusi nomor 1 untuk komoditas jagung, cabai rawit, bawang merah, mangga, pisang dan mawar.

Hal serupa juga terjadi untuk komoditas pangan lain yang meliputi sapi potong, sapi perah, ayam petelur, daging, telur, susu, gula kristal tebu, tembakau dan garam yang juga merupakan nomor 1 Nasional.

Selain itu, Jatim juga merupakan eksportir tertinggi Nasional untuk komoditas perikanan meliputi tuna, cakalang, tongkol dan udang. “Ketahanan pangan Jatim saat ini dalam posisi sangat baik, bahkan mampu menjadi tulang punggung nasional,” tandasnya.

Ketersediaan beras Jatim, tambahnya, tidak hanya surplus tapi juga mampu memenuhi kebutuhan di 18 provinsi lain. Jatim hanya defisit pada kedelai dan bawang putih.

“Jadi mari kita bersama-sama mempertahankan Jatim sebagai Lumbung Pangan Nasional. Pada tahun 2020 hingga 2022, kita merupakan produsen padi tertinggi di Indonesia, dimana pada tahun 2022 mencapai 9,526 juta ton GKG,” ujarnya.

Selain bijak dalam menggunakan air dan mempertahankan predikat Jatim sebagai lumbung pangan nasional, Gubernur Khofifah juga mengajak sejumlah pihak untuk menjadikan HPS ke-43 sebagai momentum dalam menumbuhkan semangat kedaulatan pangan.

“Semangat kedaulatan pangan yang dimaksudkan adalah kedaulatan pangan yang berbasiskan pada potensi sumber pangan lokal. Karena itu, saya mengajak kembangkan potensi sumber pangan lokal yang kaya akan karbohidrat, seperti umbi-umbian, sukun, porang, sorghum dan lainnya,” paparnya.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengapresiasi peran pemprov Jatim sebagai lumbung pangan nasional dan memberikan kontribusi yang besar bagi pemenuhan pangan Indonesia.

“Di daerah lain produksinya sedang turun, tapi di Jatim terus surplus, bahkan mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Kita berharap pada periode berikutnya produksi pangan di Jatim lebih tinggi lagi, agar ketahanan pangan baik di daerah maupun nasional semakin kuat,” jelasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.