Hasil Survei Indeks KUB Kemenag, Ini Tanggapan Gubernur Jatim

oleh -52 Dilihat
oleh
Khofifah saat diwawancarai wartawan

SURABAYA, PETISI.CO – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku terus secara intensif melakukan komunikasi dengan sejumlah elemen masyarakat untuk menjaga kerukunan umat beragama (KUB). Tidak hanya secara seremonial saja, tapi secara terus menerus melakukan komunikasi.

“Aku tidak berhenti (berkomunikasi dengan tokoh masyarakat dan elemen masyarakat). Kelilingnya kita kan sebetulnya unlimited. Dimana saja, nilai-nilai keguyuban, nilai-nilai kerukunan saya rasa harus terus kita dorong,” ujarnya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jum’at (13/12/2019).

Seperti diketahui, jika mengacu pada survei indeks KUB dari Kementerian Agama (Kemenag) pada Kamis (12/12/2019), cukup memprihatinkan. Skor indeks KUB Jatim sebesar 73,7 dan berada diurutan ke-17. Skor tersebut berada dibawah skor KUB nasional yang sebesar 73,83.

Bahkan, KUB Jatim tersebut jauh dibawah skor KUB Papua Barat yang mencapai 82,1, Nusa Tenggara Timur (81,1), Bali (80,1), Sulawesi Utara (79,9), Maluku (79,4), Papua (79,0), Kalimantan Utara (78,0), Kalimantan Tengah (77,8) dan Kalimantan Barat (76,7).

Provinsi lain yang mengungguli skor KUB Jatim, yaitu Sumatera Utara (76,3), Sulawesi Selatan (75,7), Sulawesi Tengah (75,0), Jawa Tengah (74,6), DI Yogyakarta (74,2), Sulawesi Barat (74,1) dan Sulawesi Tenggara (73,9).

“Kita akan terus komunikasikan kembali, ayo Jawa Timur terus di jaga. Ayo tetap guyub rukun. Ya dinamikanya seperti itulah,” tambah  Khofifah.

Survei Kemenag itu dilaksanakan pada 16 Mei-19 Mei 2019 dan 18-24 Juni 2019. Jumlah responden sebanyak 13.600 orang dari 136 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi. Terdapat tiga hal yang disoroti dalam survei yaitu toleransi, kesetaraan, dan kerja sama di antara umat beragama.

Dalam survei tersebut terdapat beberapa faktor penentu indeks, yang berisi korelasi hubungan antara pendidikan, pendapatan, dan peran Kementerian Agama terhadap sikap rukun di Indonesia pada 2019.

“Kita semua punya tugas dan kewajiban yang sama dalam menjaga Jawa Timur, supaya Jawa Timur tetap guyub rukun,” tutur mantan Menteri Sosial itu.

Mengenai kasus perusakan tiga bangunan Padmasana di Wonokitri, Tosari, Kabupaten Pasuruan pada Sabtu (7/12/2019) lalu, Khofifah enggan menanggapi. “Sudah, sudah saya sudah bilang Pak Poyo (tokoh masyarakat Tengger) itu. Wis,” kata Khofifah sembari ngeloyor meninggalkan awak media.

Terpisah, Ketua DPRD Jatim Kusnadi meminta aparat kepolisian mengusut tuntas pelaku perusakan tiga Padmasana umat Hindu di lereng gunung Bromo tersebut. Dia berharap masyarakat tidak terprovokasi dan menyerahkan kasus itu kepada pihak kepolisian.

“Tindakan perusakan itu tidak mencerminkan nilai nilai masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi perbedaan dan keberagaman. Saya mohon pemeluk agama Hindu bersabar dan menyerahkan kepada pihak kepolisan,” katanya. (bm)