Istighosah Kebangsaan untuk Indonesia, Atikoh Bantah Tandingi Acara Muslimat NU di GBK

oleh -233 Dilihat
oleh
Atikoh memberikan keterangan pers usai istighosah Kebangsaan untuk Indonesia

SURABAYA, PETISI.CO – Atikoh, istri Calon Presiden (Capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo membantah acara Istighosah Kebangsaan untuk Indonesia yang diselenggarakan Tim Pemenanangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk menandingi kegiatan Muslimat NU yang akan memperingati Harlah ke-101 NU dan ke-78 Muslimat NU di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

“Ya tidak ada kaitannya. Saya kan memang keliling kemana-mana. Kemarin baru pulang dari Manado dan hari ini ke Surabaya. Acara ini sudah terjadual cukup lama dan di setiap tempat biasanya saya menggelar istighosah. Bukan hanya untuk Ganjar-Mahfud, tapi juga untuk kebaikan bangsa dan negara Indonesia,” kata Atikoh kepada wartawan usai acara.

Ribuan jamaah muslimat menghadiri istighosah di Jatim Expo

Kegiatan Istighosah Kebangsaan untuk Indonesia digelar di Jatim Expo, Jumat (19/1/2024). Dihadiri ribuan jamaah muslimat dari berbagai daerah. Dari TPN, hadir Deputi Kinetik Teritorial Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Komjen Pol (Purn) Luki Hermawan dan yang lainnya.

Di acara tersebut, Atioh berbicara pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit polio. Saat ini di Indonesia dalam status KLB, sehingga perlu kewaspadaan dari semua pihak agar status ini benar-benar bisa ditahan. Karena, kita sempat kecolongan di musim pandemi kemarin, sehingga progresnya kurang.

“Sebenarnya di 2014 ini, Indonesia sudah terbebas dari polio ternyata sekarang mengemuka. Padahal, targetnya di 2026 seluruh daerah di Indonesia terbebas dari polio. Sudah delapan kali bebas, sekarang kok muncul lagi. Tentu dari seluruh pihak perlu adanya edukasi, terkait yang pertama pencegahan,” jelasnya.

Untuk pencegahan, menurutnya, jalan satu-satunya imunisasi kepada anak-anak, karena yang rentan anak berusia dibawah lima tahun. Imunisasinya harus benar-benar kongkret, yakni lima kali dan enam kali untuk booster. “Ini menjadi PR kita bersama. Jangan sampai kita balik lagi ke masa lalu,” tandasnya.

Untuk itu, lanjut Atikoh, Ganjar-Mahfud telat menyiapkan program kesehatan untuk masyarakat. Yang pertama, memperkuat satu desa satu faskes satu nakes (tenaga kesehatan). Kedua, Posyandu. Dimana, posyandu itu dari oleh untuk rakyat. “Jadi, ini benar-benar berbasis komunitas dan program Ganjar-Mahfud itu memberikan insentif kepada kader posyandu,” paparnya.

Di Indonesia, tambahnya, ada 330 ribu posyandu dengan jumlah kader 1,5 juta. Bagi negara tidak terlalu berat, kalau kita mau mencetak generasi unggul dengan cara semau warga negara kuat dan sehat,” jelasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.