Januari 2021, Penderita DBD di Jatim Turun

oleh -93 Dilihat
oleh
dr Herlin Ferlin Herliana saat memberikan keterangan pers di Grahadi.

SURABAYA, PETISI.CO – Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Timur (Jatim) mengalami penurunan dibanding tahun 2020 lalu. Pada periode Januari 2021, jumlah penderita DBD sebanyak 408 orang. Sedangkan di bulan sama tahun lalu mencapai 1.064 orang.

Demikian pula untuk kematian. Jumlahnya mengalami penurunan. Jika akhir Januari 2021, jumlah kematian sebanyak 4 orang. Tahun 2020 di bulan yang sama, jumlah kemarin mencapai 13 orang.

“Jika dibandingkan tahun 2020 lalu, jumlah penderita DBD ini tercatat turun pada tahun 2021. Pada bulan Januari tahun 2020 tercatat jumlah penderita DBD sebanyak 1.064 orang. Untuk jumlah kematian pada Januari 2020 sebanyak 13 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr Herlin Ferlin Herliana kepada wartawan di Surabaya, Rabu (10/2/2021).

Herlin membeberkan dari 408 penderita DBD, tertinggi ada di Kabupaten Situbondo sebanyak 114 orang. Disusul Kabupaten Bondowoso sebanyak 42 orang, Kabupaten Jember sebanyak 28 orang, Kabupaten Kediri sebanyak 13 orang, dan Kabupaten Magetan sebanyak 23 orang.

Lalu, jumlah kematian DBD di Kabupaten Pamekasan sebanyak 2 orang, Kabupaten Situbondo sebanyak 1 orang, dan Kota Malang sebanyak 1 orang. “Untuk bulan Pebruari, penderita DBD yang sebanyak 10 orang, tanpa ada kasus kematian,” ungkapnya.

Sejauh ini, Herlin mengaku Dinkes Jatim dan Dinkes Kabupaten/Kota sudah melakukan upaya untuk menekan jumlah penderita DBD. Antara lain, meningkatkan peran masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M plus melalui kegiatan satu rumah satu jumantik.

“Satu rumah satu jumantik itu, meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap keluarga untuk pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk,” tandasnya.

Kemudian menyiapkan sarana pelayanan kesehatan, tenaga dan logistik dalam upaya pengendalian penyakit DBD. Serta menerapkan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Tanggal 28 Oktober 2020 tentang Kewaspadaan DBD di musim penghujan.

“Selain itu melakukan promosi kesehatan melalui berbagai media, koordinasi dengan sektor terkait dalam upaya pencegahan penyakit DBD dan melakukan Surveilans kasus DBD di daerah,” jelasnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk segera merujuk atau membawa ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat apabila ada anggota keluarga dengan gejala demam, setelah 2 hari tidak turun panasnya setelah minum obat penurun panas.

Menurutnya masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama dengan   memberi minum sebanyak-banyaknya.

“Minuman berupa air putih boleh dibubuhi gula atau oralit, susu atau air kelapa. Selain itu memberi obat penurun panas, kompres  dan bawa ke sarana pelayanan kesehatan terdekat,” tuturnya.(bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.