Kabar Gembira, Dokter Asal Bondowoso Temukan Probiotik Organik

oleh -86 Dilihat
oleh
dr. Indra Kusuma bersama dr. Rasmono saat memberikan keterangan terkait dengan penemuan probiotik organik

Diklaim Mampu Menyembuhkan Covid-19

BONDOWOSO, PETISI.CO – Kabar gembira bagi masyarakat Bondowoso dan sekitarnya, bahwa dr. Indra Kusuma berhasil menemukan probiotik organik yang bisa menggantikan disinfektan kimia yang selama ini digunakan.

Selain itu, penemuannya juga diklaim bisa dikonsumsi untuk pengobatan pasien terjangkit covid-19.

Putra daerah Bondowoso ini, mengaku, bahwa penemuan ini dinilai efektif untuk mengobati pasien karena sudah ada beberapa pasien yang sembuh dengan mengkonsumsi antibiotik tersebut.

Menurut dia, awalnya membuat probiotik karena merasa prihatin dengan kondisi penyebaran covid-19 saat ini.

Apalagi, sebelumnya ketika penyemprotan dilakukan menggunakan cairan disinfektan kimia, jumlah kasus covid-19 tidak menunjukan penurunan yang signifikan. Bahkan yang terjadi malah sebaliknya.

“Disini berarti disinfektan yang digunakan tidak efektif. Terbukti dengan penyebaran virusnya semakin melonjak,” paparnya, saat menghadiri acara vidcon sosialisasi pemulasaraan pasien Covid-19, dengan Muspika di Pendopo Kabupaten, Kamis (22/7/2021).

Oleh sebab itu, kami memiliki inisiatif untuk membuat probiotik organik dengan bahan-bahan yang tersedia di Kabupaten Bondowoso.

Ketika produknya sudah jadi, kami mencoba untuk menyemprotkan diberbagai titik. Kemudian terbukti jumlah kasusnya berkurang bahkan tidak ada.

“Bahkan, untuk pasien positif covid-19, juga bisa negatif setelah mengkonsumsi penemuannya ini,” jelasnya.

Diungkapkan pula, selain bisa digunakan untuk disinfektan organik. Penemuannya ini juga bisa dikonsumsi oleh para penyintas covid-19, karena beberapa orang sudah terbukti bisa negatif.

“Bisa diminum juga. ada contohnya sudah,” ungkapnya, sembari menunjukan antibiotik yang dibawanya.

Pembuatannya sendiri membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu untuk melakukan fermentasi bahan-bahan yang dicampurkan. Baru setelah proses fermentasi probiotik itu bisa diaplikasikan. Baik untuk disinfektan atau untuk dikonsumsi manusia.

“Fermentasinya baru masak setelah tiga minggu,” terangnya.

Untuk mendapatkan bahan-bahannya, terbilang cukup mudah. Apalagi, semua bahannya tersedia di Bondowoso, seperti kentang, air kelapa, nanas, tape, dedak katul, daging sapi serta berbagai bahan lainnya.

“Bahan-bahan tersebut kemudian difermentasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan,” katanya.

Meskipun demikian, ternyata masyarakat belum bisa membuatnya sembarangan, karena ada takaran khusus di setiap bahan yang dibutuhkan, serta ada beberapa bahan khusus untuk fermentasi bukan barang sembarangan.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan cairan ini bisa langsung mendatangi rumah kami yang ada di Desa Pakuniran, Kecamatan Maesan.

“Khusus warga Bondowoso kami berikan gratis. Dalam rangka membantu pemerintah daerah,” cetusnya.

Lebih lanjut ia menegaskan, penyediaan antibiotik organik untuk Pemkab Bondowoso sebanyak 5 ribu liter probiotik secara gratis. Sementara, satu liter probiotik memiliki rasio 20 liter air. Penyemprotan-nya bisa dilakukan selama tiga hari berturut-turut.

“Semprotkan pagi hari, selama tiga hari berturut-turut. Insya Allah hari keempat bisa. Dicatat di lapangan seberapa besar penurunan kasus positif,” katanya.

Seraya menambahkan, jika masih dibutuhkan, maka kami siap memproduksi dalam jumlah banyak.

“Harapannya, Bondowoso bisa segera menjadi zona hijau dan terbebas dari Covid-19,” tambahnya.

Di tempat yang sama, dr. Rasmono yang merupakan rekan dr. Indra Kusuma, menyebutkan, pengaplikasikan penemuan ini pada pasien covid-19, serta menyesuaikan dengan kondisi pasien.

Artinya setiap pasien dengan kondisi penularan ringan, sedang, atau berat berbeda pula cara konsumsinya.

“Untuk derajat ringan kita gunakan satu sendok makan dalam air 20 mililiter. Utamakan air hangat terus bisa ditambah madu atau gula,” sebutnya.

Untuk yang derajat sedang kita gunakan dua sendok makan. Itu diminum tiga kali dalam sehari.

Menurutnya, dalam waktu dua hingga tiga hari sudah bisa dilihat perubahannya.

“Artinya sudah mulai ada perbaikan pada kondisi pasien covid-19. Sehingga ketika terus dikonsumsi pihaknya meyakini orang yang positif bisa menjadi negatif dan sehat seperti semula,” pungkasnya. (tif)