SURABAYA, PETISI.CO – Menyusul seringnya bencana yang terjadi di Jawa Timur (Jatim), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jatim diminta meningkatkan kemampuan teknologinya dalam memprediksi kemungkinan bencana.
“Dengan teknologi itu, maka akan bisa meminimalisir resiko yang ditimbulkan ketika bencana itu datang,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kepada wartawan saat Inspeksi Mendadak (Sidak) ke kantor Stasiun Meteorologi BMKG Juanda, Senin (2/9/2019).
Dijelaskan, prediksi-prediksi terkait cuaca, baik itu hujan, gelombang tinggi, banjir hingga kekeringan harus ditingkatkan. Pasalnya, Jatim merupakan salah satu provinsi yang paling rawan bencana.
Jika musim hujan akan muncul banjir dimana-mana. Pada musim kemarau, maka banyak daerah yang kekeringan. “Kewaspadaan terhadap bencana menjadi penting. Salah satunya dengan prediksi dari BMKG,” ujarnya.
Khofifah juga menyoroti sejumlah kecelakaan laut di Jatim. Terakhir adalah Kapal Motor (KM) Santika Nusantara yang terbakar pada Kamis (22/8/2019) malam sekitar pukul 20.45 WIB. Rute kapal tersebut berangkat dari Surabaya tujuan Balikpapan, Kalimantan Timur.
Selain mengangkut ratusan penumpang, kapal tersebut juga mengangkut sebanyak 84 kendaraan bermotor dari berbagai jenis. Peristiwa ini menelan empat korban meninggal dunia.
“Saya berharap, titik-titik pemberangkatan kapal harus bekerjasama dengan BMKG. Sehingga cuaca bisa diprediksi,” ucap mantan Menteri Sosial ini.
Menurutnya, lalu lintas transportasi laut di Jatim sangat tinggi. Baik itu kapal barang maupun kapal penumpang. Jika di titik-titik pemberangkatan kapal tersebut bekerjasama dengan BMKG, maka ada informasi akurat terkait cuaca.
Sehingga, ketika ada informasi dari BMKG bahwa cuaca sedang tidak baik itu berlayar, maka perjalanan bisa ditunda. “Kita tidak ingin ada bencana. Maka, teknologi harus mamprediksi kemungkinan bencana,” tandasnya.
Kepala BMKG Juanda Surabaya, Bambang Hargiyono menjelaskan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kemampuan dalam memprediksi setiap bencana. Utamanya bencana gempa.
Salah satunya, tahun ini pihaknya berencana menambah sebanyak 13 sensor gempa yang akan di pasangan di sejumlah titik. “Sebelumnya kami sudah memiliki sebanyak 15 sensor gempa,” ucapnya.(bm)