Kesedot Covid-19, 50 Persen Program Penanganan Jalan Dinas PU Bina Marga Ditunda

oleh -66 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah saat memberikan keterangan pers.
Pemeliharaan Rutin Terus Jalan

SURABAYA, PETISI.CO – Presiden Joko Widodo memerintahkan agar seluruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tidak prioritas untuk dipotong.

Instruksi ini ia sampaikan agar memprioritaskan anggaran untuk penanganan virus corona COVID-19.

Jokowi mengingatkan, pandemi corona Covid-19 tidak hanya berdampak bagi masyarakat, tetapi juga kepada ekonomi global.

Menindaklanjuti perintah Presiden Jokowi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa  beberapa waktu lalu menggelar telekonferensi dengan seluruh kepala daerah di Jatim. Agenda utamanya adalah penanganan persebaran corona virus disease 2019 (Covid-19) beserta dampaknya.

Khofifah memaparkan sejumlah langkah strategis yang dilakukan di seluruh Jatim dalam penanganan virus korona.

”Salah satunya adalah pemangkasan belanja dalam APBD,” katanya.

Gubernur Jatim Khofifah (tengah) bersama kepala Dinas PU Bina Marga Jatim, Gatot Sulistyo Hadi (kiri) saat sedang meninjau salah satu proyek strategis di Jawa Timur.(ist)

Demikian juga yang dilakukan di Dinas PU Binamarga Provinsi Jawa Timur. Akibat dampak pemotongan anggaran, hampir 50 persen lebih rencana penanganan jalan provinsi tertunda.

Hal tersebut lantaran pemangkasan anggaran penanganan jalan dan jembatan Dinas PU (Pekerjaan Umum) Bina Marga Provinsi Jawa Timur yang dipangkas hampir 50 persen, yang semula dialokasikan Rp. 451.274.727.000 menjadi Rp. 243.966.753.000.

“Di penghujung tahun 2019, kami  sudah merencanakan pekerjaan apa saja yang harus dilakukan pada Tahun Anggaran 2020.  Prinsipnya bahwa jalan provinsi sepanjang 1.421 Km kondisinya harus baik dan mantab, yang kemantapannya saat ini 92 persen,” ungkap Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim Gatot Sulistyo Hadi, kepada wartawan.

Kata Gatot Sulistyo Hadi,  karena adanya Covid-19,  akhirnya Dinas PU Bina Marga harus menunda hampir 50 persen program penangan jalan Provinsi Jatim. Terutama untuk pekerjaan pelebaran dengan bahu jalan diperkeras dan pemeliharaan berkala jalan.

Dinas PU Bina Marga Jatim tetap melakukan kegiatan penanganan jalan, berupa pemeliharaan rutin jalan

Namun, kata Gatot Sulistyo Hadi,  meski dipangkas 50 persen, Dinas PU Bina Marga Jatim tetap melakukan kegiatan penanganan jalan, yaitu berupa pemeliharaan rutin jalan.

“Dari dana yang ada itu kami tetap menjaga kondisi jalan saat ini, sekalipun tidak mengerjakan pekerjaan  rekontruksi dan pelebaran serta pemeliharaan berkala,” ujarnya di hadapan wartawan, pada Jumat (5/6/2020).

Saat ini, menurutnya, pekerjaan yang tertunda adalah pekerjaan rekontruksi jalan dan pemeliharaan berkala.

Selama masa Covid-19 ini apabila terdapat jalan berlubang, jalan tersebut hanya ditambal. “Prinsipnya dalam waktu 1×24 apabila ada laporan jalan berlubang, harus sudah dilakukan penambalan,” ujarnya.

“Kalau dulu kan tidak, ditambal dulu terus dilapisi lagi dengan pemeliharaan berkala, yang untuk melapisi ulang itu, saat ini tidak ada, karena dananya untuk Covid-19,”  kata Gatot.

Sampai saat ini jalan Provinsi yang lebarnya belum memenuhi standar 7 meter masih ada sekitar 700 km. Dengan keterbatasan anggaran yang tersedia, pihaknya menyiasati melakukan pelebaran jalan tanpa membongkar seluruh jalan, namun dengan mengecor bahu jalan atau pengerjaan bahu jalan diperkeras.

Ditambahkannya, ruas-ruas jalan yang lebarnya belum standar, sebagian besar berada di wilayah Madura, Pacitan, Malang. Sebagian wilayah Mojokerto.

“Sehingga prioritas pelebarannya difokuskan pada wilayah-wilayah tersebut.”(guh)

No More Posts Available.

No more pages to load.