Kiat Bupati Jember Memberdayakan PMI

oleh -78 Dilihat
oleh
Bupati Jember menerima kunjungan Komisi E DPRD Propinsi Jawa Timur di pendopo Wahyawibawagraha.

JEMBER, PETISI.CO –Kiat Bupati Hendy Peduli PMI (Pekerja Migran Indonesia), untuk lebih memberdayakan PMI, tercetus saat menerima kunjungan Komisi E DPRD Propinsi Jawa Timur di pendopo Wahyawibawagraha. Hendy didampingi Wakil Bupati MB Firjaun Barlaman beserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Jember, Selasa (18/005/2021) siang.

Diketahui, pada 2021 tak kurang dari 49.000 PMI pulang ke Indonesia. Sekitar 14.000 di antaranya asal Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Satgas Covid-19 telah siaga mengantisipasi kepulangan mereka, termasuk kemungkinan terpapar virus.

Pemulangan PMI asal Jember, menurut Hendy telah tertanggulangi berdasarkan protap yang ditentukan.

“Sebelum pulang ke Jember, mereka (PMI) dikarantina terlebih dulu di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, selama 5 hari, untuk memastikan bebas Covid-19 dengan melakukan tes swab. Sesampainya di Jember juga masih dikarantina selama 5 hari, dan dipastikan terbebas Covid-19, baru bisa dipulangkan ke rumah masing–masing,” ujar bupati di hadapan wartawan.

Pemulangan PMI asal Jember, dari berbagai Negara, saat menjelang Hari Raya Idul Fitri baru lalu, yang hingga kini masih terus berlangsung, memicu Bupati Hendy untuk menanggulangi beragam permasalahan yang dihadapi PMI. Di antaranya, Hendy berkeinginan membuat sistem aplikasi monitoring terkait migrant care.

“Melalui aplikasi ini, warga Jember yang bekerja di luar negeri, sekitar 1.143 orang, dapat termonitor dan terjaga komunikasi dan relasinya dengan pihak-pihak terkait di Indonesia,” katanya.

Guna meningkat daya tawar calon PMI yang ingin bekerja ke luar negeri, Hendy ingin mereka memiliki kemampuan seuai dengan lapangan kerja yang membutuhkannya. Karenanya, Kabupaten Jember ingin memiliki gedung pelatihan khusus bagi calon PMI.

“Sebelum bekerja di negeri orang, mereka dipersiapkan terlebih dulu dengan bekal pengetahuan, pelatihan, serta panduan untuk perlindungan diri, termasuk arahan akan hak dan kewajibannya,” ulasnya.

Sehingga, melalui persiapan dan pelatihan, Bupati Hendy berharap PMI kelak bekerja di luar negeri tidak sebatas di lingkup domestic, pembantu rumah tangga, melainkan bisa memasuki lapangan kerja yang membutuhkan keterampilan (skilled labor).

“Di gedung tersebut, sebelum ke luar negeri, calon PMI dilatih atau disiapkan untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan mereka. Jadi, PMI ini akan memiliki klasifikasi khusus. Mereka tidak sekadar cari uang di luar negeri bekerja sebagai pembantu,” tegas Hendy. (mmt)

No More Posts Available.

No more pages to load.