Kisah Keluarga Sholeh Bersama Putrinya  Berteduh di Pos Kamling

oleh -54 Dilihat
oleh
Kedua putri Sholeh berteduh di Pos Kamling

JEMBER, PETISI.CO – Kisah  Sholeh, setelah lima bulan berteduh di Pos Keamanan Lingkungan (Kamling), sempat menjadi perhatian warga sekitar, yang terenyuh dengan nasib yang dialaminya.

Muhammad Sholeh, memang ber KTP Silo Jember, tinggal bersama dua putrinya di Pos Kamling, setelah tidak lagi ada uang untuk sekedar menyewa tinggal untuk berteduh.

Sholeh menuturkan, telah berupaya bekerja hingga ke berbagai daerah, buat sekedar bertahan hidup.

Nasibnya memang kurang beruntung, di tengah kesulitan ekonomi yang menderanya, istri yang dicintainya berselingkuh dengan pria lain, hingga kemudian meninggalkan dunia.

Sholeh kian terlunta – lunta, hingga seorang warga Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, bersedia menolongnya, dengan mengizinkan Sholeh bersama kedua putrinya menempati Pos Kamling, yang kebetulan berdiri di atas tanah miliknya.

Mendapati nasib Sholeh bersama kedua putrinya, yang juga tak mengenyam pendidikan sebagaimana layaknya anak seusianya, Selasa siang (5/10/2021) mereka sempat diboyong untuk dipindahkan sementara oleh pihak kelurahan, kecamatan, dan kepolisian. Bahkan salah seorang anggota DPRD Jember, David Handoko Seto ke penampungan sementara.

Sholeh dan anaknya dijemput dengan menggunakan kendaraan dinas DPRD Jember (RIS) dengan dikawal aparat lainnya.

Rencananya untuk dibawa ke Rumah Indah Sehat sebuah tempat milik KH Ayyub Saiful Rijal yang berjarak kurang lebih 500 meter.

Namun sesampainya di RIS ternyata Sholeh dan dua anaknya tidak mau. Mereka ingin kembali ke pos kampling lagi alasannya anaknya tidak punya teman bermain.

Meski beberapa kali dirayu Sholeh dan anaknya bersikukuh untuk kembali. Termasuk Gus Saif ikut merayu dua orang anak Sholeh yang berumur 9 tahun dan 7 tahun.

“Ndak Pak anak saya ndak mau, kembali lagi saja k esana (poskampling),” katanya.

Tidak beberapa lama datang warga bernama Yudi bersama istri dan anaknya. Suami istri tersebut ternyata sengaja mencari Sholeh dan anaknya.

Mereka meminta izin kepada aparat agar Sholeh dan anaknya untuk tinggal di rumah milik keluarga yang selama ini kosong. Uniknya lokasi rumah yang akan ditempati tidak jauh dari pos kampling tempat duda dan anaknya itu tinggal selama ini.

Tak hanya tinggal di rumah itu. Keluarga Yudi juga mengizinkan sebidang tanah yang ada di depan rumah tersebut untuk didirikan rumah tinggal sementara jika ada pihak yang mau membangunkan rumah untuk Sholeh dan anaknya.

Karena ada kepastian tempat tinggal, aparat desa dan kecamatan kemudian mengantar mereka ke rumah milik keluarga Yudi.

“Kami ini prinsipnya kalau ada tempat tinggal yang layak untuk mereka ya gak masalah dan mereka sendiri juga harus merasa nyaman. Kalau di RIS tidak mau tapi lebih memilih rumah warga lainnya ya monggo saya siap antar mereka,” kata anggota DPRD David Handoko Seto.

Tidak lama pasca diantarkan ke rumah milik keluarga Yudi, Plt Kepala Dinas Sosial Widi Prasetyo dengan stafnya datang.

Kedatangan Widi untuk memberikan bantuan kebutuhan bahan makanan seperti beras dan mie instan.

Tidak hanya itu mewakili pemerintah daerah, Widi menyampaikan pihaknya siap mendaftarkan keluarga Sholeh ke BPJS Kesehatan.

Dinsos juga siap memasukan data keluarga itu ke dalam DTKS (Daftar Terpadu Kesejahteraan Sosial) agar kedepan bisa mendapatkan bantuan sosial (bansos) lainnya baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

“Kita juga akan masukan data kelurga Pak Sholeh ke DTKS biar bisa dapat bansos. Kedua anaknya juga akan kita daftarkan ke sekolah soalnya selama ini mereka tidak sekolah,” kata Widi melalui telepon.

Bahkan pihak pemerintah daerah akan membantu pembangunan rumah melalui program rumah tidak layak huni.

“Tadi kita juga tanya ke keluarga Pak Yudi apa mengizinkan sebagian tanahnya bisa ditempati untuk dibangun rumah. Jangan sampai setelah dibangun nanti ada sengketa, ternyata mereka mengizinkan,” jelasnya.

Lebih jauh, Widi yang akhir bulan Oktober ini pensiun menjelaskan upaya yang dilakukan pihaknya itu sebagai bentuk kehadiran negara melalui Pemkab Jember untuk masyarakat miskin agar kehidupannya lebih sejahtera dan terjamin.

“Ini bentuk kehadiran negara melalui Pemda Jember, Bupati juga berpesan agar kami memenuhi kebutuhan warga seperti keluarga Pak Sholeh ini sebaik-baiknya,” pungkasnya. (mmt)

No More Posts Available.

No more pages to load.