Komisi D DPRD Surabaya Himbau Pemkot Untuk Perhatikan Celah di Beasiswa SMA/SMK

oleh -93 Dilihat
oleh
Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Ajeng Wira Wati

SURABAYA, PETISI.CO – Wakil Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Ajeng Wira Wati memberikan apresiasi atas langkah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajarannya yang memberikan beasiswa terhadap siswa-siswi SMA/SMK sederajat di Surabaya yang masuk dalam daftar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Akan tetapi, memunculkan kekhawatiran adanya celah salah sasaran di dalam sistem yang masih baru tersebut. Celah itu bisa potensi pemanfaatan sekelompok masyarakat yang bukan MBR, namun ingin menikmati program tersebut untuk kepentingan tertentu.

“Kalaupun itu memang untuk masyarakat yang membutuhkan sih tak menjadi masalah. Cuma kan harus selektif, karena bisa saja di manfaatkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu,” ungkap Ajeng, Jumat(8/7/2022).

Ajeng menyatakan, Setelah masa pandemi Covid-19 ini, perekonomian belum benar-benar pulih. Sehingga program-program bantuan seperti beasiswa ini, menjadi daya tarik kelompok untuk menarik simpati, atau kepentingan pribadi. Sehingga ia menyarankan, selama eksekusi program berjalan, Pemkot Surabaya harus menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat.

“Jangan sampai ada pihak tertentu yang sengaja menggunakan program tersebut untuk mendorong nama, entah pribadi atau golongan tertentu,” ujarnya.

Sementara mengenai keputusan sekolah yang menahan ratusan ijazah siswa SMA/SMK sederajat, menurut Ajeng, hal itu memang menjadi dilema karena ada tanggungjawab operasional yang di tanggung pihak sekolah.

Menurut politisi Gerindra Surabaya ini, program beasiswa yang di nilai paling tepat bagi Pemkot Surabaya untuk memberikan intervensi bagi siswa SMA/SMK sederajat di Surabaya.

“Ini dilema. Kalau sekolah ingin menolong, lalu bagaimana membayar gaji guru dan operasional sekolah lainnya. Ya yang tepat beasiswa,” kata Ajeng.

Untuk pelaksanaan program beasiswa, kata Ajeng, persyaratan bagi siswa SMA/SMK sederajat yang tergolong MBR tidak di buat rumit.

“Jangan di persempit syaratnya hanya untuk siswa yang berprestasi. Aturan itu tertuang dalam Perwali. MBR harus diprioritaskan karena mereka ekonomi rentan. Jadi saya harap ada revisi,” pungkas Ajeng. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.