‘Kumpul Pemuda Kampung Surabaya’ di Omah Tua

oleh -228 Dilihat
oleh

SURABAYA, PETISI.CO – Minggu (11/11/2018) sore, Jalan Maspati V, Surabaya, terlihat cukup ramai. Puluhan pemuda berkumpul di salah satu rumah tua di kampung yang terlihat asri itu.

Para pemuda itu berkumpul bukan untuk merencanakan demo. Mereka kumpul di rumah yang dibangun pada 1907 itu, untuk berdiskusi tentang cara mewadahi minat dan bakat pemuda di Surabaya, khususnya yang tinggal di kampung.

Kegiatan ini diberi nama “Kumpul Pemuda Kampung Surabaya”. Menariknya, mereka yang berkumpul adalah merupakan perwakilan dari sejumlah komunitas di kota Pahlawan.

Setidaknya ada 20 komunitas yang hadir. Mereka terdiri dari komunitas musik, komunitas seni, komunitas mural dan beragam komunitas lainnya. Sebagaian besar dari komunitas ini berlatar belakang mahasiswa.

“Kegiatan ini bagian dari semangat konsolidasi pemuda kampung Surabaya. Sejauh ini belum ada tujuan besar yang dicapai. Kami ingin merapatkan barisan dulu,” kata Koordinator Kumpul Pemuda Kampung Surabaya, Abdul Karim Addakil, Minggu (11/11/2018).

Latar belakang digelarnya acara ini tak lepas dari kurangnya sarana dan prasarana untuk mewadahi kreatifitas pemuda kampung di Surabaya. Dengan adanya konsolidasi ini, diharapkan kedepan dapat merumuskan langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan agar kreatifitas pemuda Surabaya bisa terwadahi.

Di acara ini juga digelar diskusi tentang kepahlawan. “Diskusi ini digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Salah satu tema yang diangkat adalah mencari sosok pahlawan di era digital seperti sekarang,” tandasnya.

Karim mengaku sengaja memilih rumah tua sebagai lokasi kegiatan. Rumah tersebut, oleh pemiliknya, digunakan sebagai tempat berkumpulnya para pemuda di Surabaya. Rumah yang diberi nama ‘Omah Tua’ ini, juga dijadikan tempat sebagai ajang diskusi dan bertukar pikiran.

Di ‘Omah Tua’ itu, terdapat tumpukan buku-buku lama. Buku-buku yang disediakan rata-rata bertema sosiol, politik, budaya dan sastra. Sembari berdiskusi, disebelah rumah juga ada kafe mini yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk memesan minuman ringan.

“Rumah ini memang sudah tua. Namun, baru dua tahun jadi tempat diskusi. Kami mengajak para pemuda kampung disini untuk diskusi dan dapat respon positif,” tuturnya. (bm)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.