Lindungi Nelayan, Ganjar Akan Perketat Kapal Asing Tangkap Ikan

oleh -235 Dilihat
oleh
Ganjar jadi Nara sumber di acara Food & Agriculture Summit III di IPB

BOGOR, PETISI.CO – Capres 2024 nomor urut 3, Ganjar Pranowo menegaskan kesejahteraan nelayan menjadi prioritas utama yang diperjuangkan. Salah satu caranya dengan memperketat kapal asing menangkap ikan di laut Indonesia.

Hal itu disampaikan Ganjar di hadapan para akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam acara Food & Agriculture Summit III di IPB International Convention Center Bogor, Selasa (19/12/2023). Hadir dalam acara itu, Rektor dan Wakil Rektor IPB, para guru besar, dosen, alumni serta civitas akademika IPB lainnya.

“Bicara soal maritim, laut dan perairan Indonesia itu sangat besar. Sayang, dari 77 persen laut dan perairan kita, kontribusinya untuk GDP negara baru 7,6 persen. Ini karena potensi itu belum dikelola maksimal dan kedaulatan laut kita belum bisa ditegakkan,” kata Ganjar.

Menurut data, lanjut Ganjar, Indonesia sangat rentan terhadap ilegal, unreported, unregulated fishing (IUU). Indeks IUU Indonesia lanjut dia hanya berada di angka 6 dari 152 negara.

Untuk itu, kedaulatan laut menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibereskan. Caranya, selesaikan sengketa perbatasan maritim dengan negara tetangga dan tegakkan aturan bagi nelayan asing.

“Kita butuh ketegasan soal ini. Sebab kalau tidak, potensi laut kita akan diambil alih oleh negara asing. Bayangkan ada berita nelayan asing ditangkap usai 17 tahun mencuri ikan di laut Indonesia. 17 tahun lho, itu waktu yang sangat lama,” tegasnya.

Jika kedaulatan laut itu terwujud, maka Ganjar memastikan nelayan Indonesia akan sejahtera. Sebab, seluruh potensi ekonomi biru yang ada, bisa dimanfaatkan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat.

Bicara soal ikan tangkap saja lanjut Ganjar, masih banyak spot penangkapan ikan yang belum digarap di Indonesia. Belum lagi sektor lain seperti budidaya ikan, rumput laut, pariwisata, sumber mineral dan lainnya.

“Kalau itu semua digarap, maka yakin pendapatan negara akan naik drastis. Mimpi menjadi negara maju di 2045 bukanlah hal yang sulit untuk diwujudkan,” pungkasnya.

Pernyataan Ganjar mendapat apresiasi dari para akademisi ITB. Mereka melihat, ada optimisme Indonesia menjadi negara maju jika dipimpin Ganjar.

“Melihat pemaparan bapak, saya sangat optimis Indonesia bisa menjadi negara maju. Bapak sangat menguasai dan sangat kuat di sektor agromaritim ini,” ucap Eva Anggraini, salah satu akademisi IPB.

Sementara itu, nelayan Indonesia menyambut gembira program penghapusan kredit macet yang digagas Ganjar Pranowo. Mereka menilai, program Capres 2024 nomor urut 3 itu sangat tepat untuk menyelesaikan problem sehari-hari yang dialami nelayan.

“Kami sudah dengar dan baca di berita, pak Ganjar ingin menghapuskan utang atau kredit macet nelayan. Itu program yang sangat bagus dan sudah kami tunggu-tunggu,” kata Kajidin, Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT) dan Ketua Gerakan Nelayan Pantura ini saat dikonfirmasi, Rabu (20/12/2023).

Bahkan tidak hanya kredit macet di bank, nelayan Indramayu ini berharap, Ganjar bisa menjalankan program pemutihan bagi nelayan yang memiliki utang di tengkulak. Sebab, banyak nelayan khususnya nelayan kecil dan tradisional yang memiliki tanggungan tidak di bank, melainkan di tengkulak.

“Banyak nelayan kecil kita yang utangnya di tengkulak. Parahnya, harga ikan hasil tangkapan dijual rendah karena harus dijual di tengkulak yang diutangi itu. Jadi, kalau utang di tengkulak juga diselesaikan, nelayan bisa lebih sejahtera,” paparnya.

Tak hanya itu, nelayan juga berharap jika Ganjar menjadi presiden untuk menyelesaikan persoalan lain terkait regulasi. Sebab sampai saat ini, banyak regulasi di Indonesia yang tumpang tindih dan merugikan nelayan.

“Kami sudah bertemu pak Ganjar dan sampaikan problem itu. Beliau sepakat untuk merevisi regulasi yang memberatkan nelayan. Kami juga berharap, pak Ganjar menghidupkan Koperasi Perikanan Laut (KPL) agar harga ikan tidak dimainkan tengkulak dan nelayan bisa mendapatkan hasil optimal,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Sugeng Nugroho, nelayan asal Jatim. Salah satu pendiri Komunitas Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) ini mengatakan, problem nelayan salah satu yang paling berat adalah utang.

“Jadi nelayan itu semua peralatan tangkapnya sebagian besar diperoleh dari pinjaman, baik di bank maupun tengkulak. Jadi, hidupnya terbebani oleh utang-utang itu. Kalau pak Ganjar mau memutihkan kredit macet nelayan, kami tentu menyambut gembira karena itulah yang selama ini kami harapkan,” ucapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Capres 2024 nomor urut 3, Ganjar Pranowo siap memutihkan kredit macet seluruh nelayan di Indonesia. Langkah afirmatif itu penting dilakukan agar nelayan lebih produktif dan semakin sejahtera.

“Kalau ingin nelayan sejahtera, maka negara harus hadir agar mereka lebih produktif. Selain pelatihan, pendampingan dan pemberian bantuan alat tangkap atau solar subsidi, satu hal yang bisa dilakukan adalah pemutihan kredit macet para nelayan,” kata Ganjar.

Banyak nelayan yang tidak bisa menikmati hasil jerih payahnya dari melaut karena memiliki tanggungan. Dari data yang dihimpun, ada sekitar 8,25 persen kredit macet di Indonesia berasal dari sektor perikanan.

“Kalau ditotal jumlahnya tidak banyak, sekitar Rp186 miliar. Maka sangat mungkin, kredit nelayan yang macet itu kita hapuskan saja, agar mereka terbantu dan lebih produktif. Setelah itu kita bina dan dampingi mereka,” ucapnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.