Mensos RI Beri Pelatihan Pembuatan Kapal Untuk Mahasiswa Papua

oleh -113 Dilihat
oleh
Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini saat acara pelatihan pembuatan kapal untuk mahasiswa Papua di ITS

SURABAYA, PETISI.CO – Kementerian Sosial sore ini menggelar program pelatihan kepada masyarakat Papua. Program tersebut diinisiasikan dengan bersama Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dengan pelatihan membuat kapal.

“Jadi pada awalnya mereka minta kapal, habis gitu saya sampaikan oke. Tapi mereka juga harus belajar membuat sendiri, supaya mereka mengerti atau bahkan bisa menjadikan tempat atau ruang untuk berusaha,” ungkap Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini saat diwawancarai, Jumat (10/06/2022).

Risma menjelaskan, awal mulanya ia mendapat permintaan kapal. Dirinya mengaku bahwa mahasiswa Papua ini agak kaget saat di-iyakan.

“Setelah itu saya langsung ke Its minta bantuan, saya jelaskan saat itu ada pak rekto,” ujarnya.

Risma juga menyebut program tersebut tidak hanya menggandeng ITS saja. Program itu juga menggandeng Universitas Cendrawasi, Papua.

“Kemudian, saya hubungi universitas Cendrawasi (Uncen) dan ternyata uncen juga siap untuk bekerjasama dan sekarang ini terwujud. Diperjalanannya, ternyata kami banyak bergerak ada permintaan dari beberapa daerah yang awalnya hanya mambramo, tetapi kemudian ada beberapa yang membutuhkan perahu ini,” kata Risma.

Ia juga mengatakan, ada permintaan dari beberapa daerah di Papua diantaranya, 27 unit unit kapal dari daerah Asmat, 12 dari daerah Yapen, dan daerah Sarmi 2, kemudian daerah mambramo 10.

“Ini tadi saya minta 17 Agustus selesai. Kemarin 6 3 bulan mudah-mudah ini karena bagannya beda-beda mungkin bisa cepat prosesnya,” pinta Risma.

Selain Kapal, lanjutnya, pihak Kementrian Sosial juga bakal memberikan beberapa training, diantaranya menjahit hingga pertanian.

“Kami juga memberi pelatihan. Jadi, kami akan ambil mama-mama dari atas gunung juga pantai kami training untuk menjahit. Ke depan kami juga ajari mereka bahan kainnya. Kami juga pikirkan untuk buat sutera di sana kemudian ditenun sehingga menjadi bahan, sehingga mereka nanti bisa mandiri,” urainya.

Ia juga menjelaskan, pihaknya akan memberikan training anak-anak muda untuk pertanian. Dari kementrian sosial sendiri, lanjutnya, sudah ada eksekusi penanaman untuk lahan pertanian.

“Cuma kami ingin pertanian mereka lebih maksimal dengan pengetahuan. Ketiga kami akan training tentang pengolahan makan. Jadi, nanti kami tanam pepaya dan macam-macam buah-buahan, nanti bisa diolah untuk makanan olahan,” jelas Risma.

Risma mengklaim, di sisi lain apabila hasil ikannya lebih banyak, Kemensos akan memberikan latihan pengolahan ikan. Disamping itu, ada pula pelatihan bengkel, pembuatan packging dan branding.

“Sekarang produk mereka tadi disampaikan, padahal kami bantu 3.000 botol sudah habis. Artinya mereka sudag gerak, nantjnya mungkin kami juga dibeberapa tempat itu kami akan tanam bunga matahari unguk membuat minya goreng dari bunga matahari,” tuturnya.

Sementara itu, Tim pembuat perahu fiber, Yohannes mengatakan pihaknya bersama teman-teman mengucapkan terima kasih atas program menteri Sosial. Dimana untuk kabupaten kepulauan Yapen sampai saat ini belum ada pembuatan perahu fiber.

“Kabupaten kepulauan Yapen masih dalam sistem manual, tetapi kami banyak terima kasih kepada mama menteri yang telah memprogramkam kami, sehingga kami ada di ITS ini kami sangat bersyukur. Kami disini didampingi para dosen dan para mahasiswa yang telah melatih kami walaupun waktunya singkat bagi kami, tetapi kami mampu menyelesaikan perahu fiber itu menandakan kami punya tekad besar,” urai Yohanes.

Menurutnya, ia akan meneruskan kepada adik-adik untuk merangkul mereka agar ikut dilatih bersama-sama menciptakan lapangan kerja bagi mereka pembuatan perahu fiber.

“Agar ke depan mereka bisa mandiri dan kami seemua bisa menghidupi keluarga kami, bahkan anak-anak kami. Kami kembali kesana mungkin koordinasi dengan teman-teman yang punya lahan karena saudara-saudara kami punya lahan yang dimiliki di sana. Jadi, mungkin kami buka lapangan kerja di sana dengan bahan yang kami siapkan di lahan aynh kami buka untuk memperluas lahan kerja di kabupaten kepulauan yapen,” terang Yohanes.

Kendati demikian, ia mengaku ini adalah pertama kali ia bersama koleganya dilatih di ITS dengan perlataan yang sudah ada.

“Itu yang kami harapan setelah kami kembali pada hari minggu, itu yang mungkin kami usulkan,” pungkas Yohanes. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.