Ngopi Bareng Suku Osing Banyuwangi, Ganjar Komitmen Beri Perlindungan Masyarakat Adat

oleh -186 Dilihat
oleh
Sambil menggendong balita, Ganjar berbincang dengan warga Desa Kemiren

BANYUWANGI, PETISI.CO – Ganjar Pranowo melanjutkan safari politiknya di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (8/2/2024). Capres nomor urut 3 kali pertama tiba di tanah Blambangan itu langsung berkunjung ke Desa Kemiren, Kecamatan Glagah dan ngopi bareng suku Osing, atau akronim Laros (Lare Osing).

Osing merupakan suku yang berasal dari ujung Pulau Jawa, tepatnya Kabupaten Banyuwangi. Sampai kini masih ada di beberapa daerah Banyuwangi salah satunya adalah Desa Kemiren.

Keberadaan suku Osing di Banyuwangi tak bisa lepas dari Kerajaan Blambangan dan peristiwa puputan bayu. Suku Osing mempunyai bahasa sendiri yang merupakan turunan dari bahasa Jawa kuno dengan sedikit pengaruh dari bahasa Bali.

Nah, masyarakat Osing kemudian menjadikan Kemiran sebagai Desa Wisata Osing. Salah satunya dengan membangun komplek perkampungan dengan bangunan-bangunan adat, beserta adat, tradisi hingga keseniannya.

Ganjar memilih jalan kaki sekira 500 meter dari jalan raya untuk menuju komplek masyarakat Osing. Melintasi rumah-rumah penduduk sembari menyapa dan melayani jabat tangan.

Sesampainya di lokasi, Ganjar disematkan selendang dan penutup kepala khas Osing. Ia juga disuguhi pembacaan lontar tentang kisah Nabi Yusuf, serta musik lesung yang dimainkan oleh ibu-ibu.

Lalu, mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu ngobrol bareng Suheimik, sesepuh Suku Osing dan lainnya, dengan suguhan kopi dan makanan tradisional.

Menurut Ganjar, suku Osing sangat unik dan menarik karena masih melestarikan tradisi sampai saat ini. Pelestarian masyarakat adat dilakukan dengan cara membuat desa wisata.

“Kampung Osing secara pariwisata yang dikembangkan anak muda dan dibangun dengan rumah adat dan keseniannya. Ada sebuah harapan perlindungan terhadap desa adat,” ujarnya.

Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu berkomitmen untuk terus memberikan perlindungan kepada masyarakat adat. Di wilayah ini, ternyata masih ada adat, tradisi dan hukumnya.

“Ternyata ada semua. Tadi juga ada yang membacakan lontar dengan tembang ala Banyuwangi, itu menarik. Rasa-rasanya harus ada perlindungan kepada masyarakat adat,” paparnya.

Salah satu sesepuh suku Osing, Suka mengatakan bahwa Ganjar adalah sosok yang dekat dengan rakyat.

“Tadi baca lontar untuk Pak Ganjar tentang Nabi Yusuf. Karena Pak Ganjar orang baik dan merakyat,” tandasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.