Pasien Covid-19 Rujukan Melimpah, Nakes Wanita Siap Kemudikan Ambulance   

oleh -67 Dilihat
oleh
Nakes, Lilis Afifah sedang mengantarkan pasien Covid-19 rujukan.

MALANG, PETISI.COTatapan fokus ke depan menatap kepadatan arus lalu lintas di Kota Malang siang itu. Kaki sesekali menginjak pedal rem dengan mendadak dan seirama gerakan tangan yang cekatan memegang kemudi serta tuas kopling mobil ambulance.

Mobil ambulance dengan suara sirine meraung-raung melaju dengan kencang mengangkut pasien Covid-19 yang hendak dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang sejauh sekitar 7,2 km. Siang itu mobil ambulance dikemudikan salah satu tenaga kesehatan (nakes) wanita, Lilis Afifa dari Puskesmas Mulyorejo.

Peluh bercucuran di dalam baju hazmat yang dikenakan sejak pukul 08.00 WIB, tidak membuat Lilis gerah untuk memulai aktivitasnya di Puskesmas Mulyorejo. Apalagi, Lilis telah ditunjuk sebagai driver ambulance cadangan bila jumlah pasien Covid-19 rujukan melimpah.

Di puskesmas tersebut memang hanya memiliki satu driver ambulance saja dan memiliki tiga ambulance. Rupanya, serbuan Covid-19 bulan Juni 2021 lalu meminta Lilis harus membantu mengoperasikan mobil ambulance yang selama ini dikemudikan sopir laki-laki. Pimpinan puskesmas juga sudah tidak memiliki personel lagi dan memerintahkan Lilis.

Jam terbang selama tiga tahun mengemudikan mobil menjadikan modal untuk memberanikan diri sebagai driver ambulance. Sehingga begitu serangan Covid-19 kedua, jumlah yang terpapar Covid-19 meningkat, ia harus membantu merujuk pasien beberapa kali menuju ke RSSA Malang.

“Jumlah driver ambulance hanya satu orang, sementara jumlah pasien terpapar Covid-19 yang harus dirujuk ke RSSA sangat banyak. Dalam sehari bisa merujuk pasien lebih dari 30 orang. Karena menyangkut nyawa, sehingga saya harus turun membantu mengantarkan pasien rujukan,” jelas ibu dari dua putra.

Mengemudikan mobil ambulance dengan mengangkut pasien Covid-19 yang sedang kritis merupakan sebuah tantangan baru bagi Lilis. Lilis harus dengan secepatnya dapat mengantar pasien ke rumah sakit rujukan. Hingga Lilis harus gesit ketika mengemudikan mobil ambulance menembus padatnya arus lalu lintas.

“Pasien yang saya bawa dalam keadaan darurat untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Bagaimanapun harus melajukan mobil ambulance dengan cepat, selamat sampai tujuan dan pasien tertolong,” tambah Lilis yang berdinas sebagai nakes kontrak di Puskesmas Mulyorejo sejak tahun 2015 lalu.

Lanjut Lilis, menjadi driver ambulance juga membutuhkan persiapan. Mulai dari kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) dan tradisi setelah selesai menjalankan tugas. Setiap mendapat giliran sebagai driver ambulance selalu mengenakan baju hazmat rangkap tiga, masker, sepatu karet, kaos tangan, face shield dan penutup kepala.

Sebelum pulang ke rumahnya, selalu mandi dengan bersih dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat agar keluarga tidak terpapar Covid-19.

Kesan Lilis selama menjadi driver ambulance, sangat senang bisa menolong orang yang segera membutuhkan perawatan medis. Selain itu ia juga merasa bangga karena, driver ambulance itu tidak hanya untuk laki-laki saja. Sebagai wanita juga bisa menjadi driver ambulance yang hebat dalam situasi yang tidak menentu. (cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.