Pedagang Pasar Induk Bondowoso Desak Tinjau Kembali Pemindahan di Lantai Dua

oleh -130 Dilihat
oleh
Sejumlah pedagang pagi dan sore di Pasar Induk Bondowoso.

BONDOWOSO, PETISI.CO – Pedagang sore dan pagi di Pasar Induk Bondowoso,  mendesak Pemerintah Daerah dalam hal ini, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag), serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), untuk kembali meninjau kebijakan memindah pedagang di lantai dua.

Demikian disampaikan oleh sejumlah pedagang di pasar Induk Bondowoso,  Jumat (10/4/2020).

Menurutnya, saat dipindah ke lantai dua mereka mengalami penurunan pendapatan. Karena memang pembeli banyak yang enggan untuk naik. Selain karena harus manaiki tangga, lantai tora tiring yang terdiri keramik, licin ketika hujan.

“Keluhan ini telah  disampaikan sejak Januari 2020 lalu, saat kebijakan pertama kali dilaksanakan,” tuturnya.

Yang menjadi faktor lagi, keberadaan pandemik Covid-19 ini semakin membuat terpuruk para pedagang.

“Kami mengeluh sepi sejak awal Januari. Tambah ada Covid seperti malah tambah sepi lagi,” ungkapnya.

Diakuinya, bahwa tujuan dari pemindahan pedagang pagi dan sore ke lantai dua sebagai upaya untuk menjadikan Pasar Induk sebagai pasar Sstandart Nasional Indonesia (SNI). Akan tetapi, hendaknya kebijakan tersebut,  justru merugikan pedagang.

“Tetapi yang tidak kami ingin merugikan para pedagang dengan dalih membuat pasar sesuai SNI. Sedangkan fasilitasnya tak memadai,” katanya.

Sementara Endang,  salah satu pedagang daging ayam di pasar tersebut, menyebutkan, bahwa, ada temannya seprofesi, mengaku senang dan puas atas penataan para pedagang sayur, rempah dan daging ayam potong di lantai dua.

“Apa yang disampaikan teman seprofesi saya itu, merupakan kebohongan besar,” centus Endang.

Anehnya lagi, dia sok pahlawan kesiangan.

Meminta agar penataan itu tetap dipertahankan, karena rapi, bersih dan nyaman.

“Ingat, di Pasar Induk Bondowoso itu, kumuh, kotor, bau, karena Pralon pembuangan buntu. Jangan memberikan keterangan palsu, itu perbuatan dosa. Jangan seenaknya berbicara, pikirkan temannya seprofesi yang gulung tikar akibat sepinya pengunjung,” jelasnya.

Selama ini, pihaknya mengaku, telah menyampaikan aspirasi kepada Komisi II DPRD Bondowoso dan termasuk Diskoperindag. Berharap, ada tindak lanjut dari aspirasi tersebut.

“Harapan kami seharusnya ada komunikasi yang baik. Tidak ada sekat. Ada komunikasi yang baik antara pedagang dan Dinas. Sehingga terbina satu kesatuan yang utuh antara pedagang dan dinas. Harapan kami sebaiknya pihak pengelola pasar lebih mementingkan kepentingan umum, yakni pembeli dan pedagang. Daripada kepentingan golongan,” tandasnya.

Sebelumnya, para pedagang sore itu pun telah menemui Dewan Research Daerah (DRD) untuk menyampaikan aspirasi serupa.(tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.