Pemkab Jember Gelar Rakor Darurat Covid-19

oleh -255 Dilihat
oleh
Bupati Jember saat pimpin rakor.

JEMBER, PETISI.COPemerintah Kabupaten Jember bersama Forkopimda dan sejumlah tokoh agama di Jember menggelar rapat koordinasi terkait penyelenggaraan ibadah Islam dalam situasi darurat Covid-19. Rapat digelar di Pendapa Wahyawibawagraha, dipimpin langsung Bupati Jember, dr. Hj.  Faida, MMR., dan Wakil Bupati Jember, Drs. KH. A. Muqit Arief.

Hadir dalam rapat koordinasi tersebut Komandan Kodim 0824, Letkol. Inf. La Ode M Nurdin, Kapolres Jember, AKBP Aris Supriyono.

Juga hadir Ketua MUI Jember, Prof. Halim Soebahar, MA.; Ketua PCNU Jember, KH. Abdullah Syamsul Arifin; Ketua Muslimat NU Jember, Emi Kusminarni, dan sejumlah tokoh lainnya dari NU, Muhammadiyah, Dewan Masjid Indoensia (DMI) Jember, FKUB, maupun Fatayat NU Jember.

Tujuan rapat tersebut untuk menghasilkan kesepahaman tentang penyelenggaraan ibadah umat Islam, utamanya sholat Jumat, untuk menggunakan protokol kesehatan dalam menghadapi darurat Covid-19.

Penerapan protokol kesehatan  sebagai ikhtiar agar di Jember tidak meningkat statusnya menjadi Kejadian Luar Biasa atau KLB.

“Manakala di Kabupaten Jember dibuat status meningkat menjadi KLB, maka kegiatan-kegiatan ini mengikuti standar KLB. Tidak lagi seleluasa seperti ini,” jelasnya.

“Maka, hari ini umara dan ulama duduk bersama, mengkomunikasikan agar masyarakat mendapat panduan yang jelas dan tidak bingung menghadapinya,” ujar bupati.

Jember saat ini dalam kondisi darurat Covid-19 dan belum KLB. Dalam keadaan darurat ini, berkumpulnya masyarakat akan menyebabkan risiko penularan yang luar biasa.

“Berdiam di rumah justru lebih baik untuk kita semua,” jelasnya.

Kondisi Jember yang masih terkendali berkat masyarakat yang mau bekerja sama dengan baik untuk melakukan pencegahan wabah .

Bupati menyebut beberapa warga membatalkan kegiatannya sebagai bentuk kerja sama untuk menghadapi situasi secara bersama-sama.

Seperti penyelenggaraan pernikahan, resepsi, kegiatan pengajian, dan kumpul-kumpul lainnya telah ditunda.

“Semua ingin Jember lebih cepat teratasi dan tuntas pencegahan. Agar perekonomian di Jember dapat segera pulih kembali,” ungkapnya.

“Kita harus menjaga. Jangan sampai lengah. Jika Jember sampai tidak terkendali, maka kerugian dan risiko besar akan dihadapi,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua MUI Jember, Prof. Halim Soebahar, MA., mengungkapkan, Jember menjadi satu-satunya kabupaten yang menggelar kajian secara bersama-sama.

“Satu-satunya kabupaten yang melakukan kajian secara bersama-sama. Sehingga menghasilkan kajian paling konferehensif,” tegasnya kepada wartawan. (eva)

No More Posts Available.

No more pages to load.