Pemkab Trenggalek Launching Nol Desa Perkawinan Anak, Ini Tujuannya

oleh -72 Dilihat
oleh
Launching Nol Desa Perkawinan Anak

TRENGGALEK, PETISI.CO – Menggandeng UNICEF, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek meluncurkan Desa Nol Perkawinan Anak dan Desa SAFE4C (Safe and Friendly Environment for Children), di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Senin (8/8/2022) dalam acara Peringatan Hari Anak Nasional.

Peluncuran tersebut ditujukan untuk membentuk layanan anak yang terintegratif di tingkat desa, sehingga memastikan bahwa upaya pencegahan kekerasan dapat dilakukan dari unit yang paling kecil.

“Nol desa perkawinan anak adalah komitmen Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk menekan perkawinan anak di Kabupaten Trenggalek dengan pencanangan Nol Desa Perkawinan Anak,” ungkap Bupati Trenggalek.

Jadi, lanjut Bupati menambahkan, desa-desa yang punya bestline perkawinan anak yang cukup tinggi akan kita lombakan.

“Kemudian nanti akan kita kasih reward. Karena salah satunya perkawinan ini sebelum didaftarkan di KUA itu kita juga harus mendapatkan surat pengantar dari desa,” sambungnya.

Desa ini, kata Bupati, juga menjadi salah satu faktor kita menekan angka perkawinan anak. Menurutnya, untuk kondisinya ada sekitar 15%.

“Jadi masih cukup tinggi, meskipun aturan yang baru ini masih banyak belum dipahami oleh masyarakat. Yang dulu perempuan 16 tahun sudah diperbolehkan menikah, kini dinaikkan menjadi 19 tahun,” terangnya.

Ini juga perlu disosialisasikan dan tadi kader-kader dari forum anak ini bisa jadi teman sebaya.

“Makanya di launching tadi ada juga lomba tik tok dan sebagainya. Harapannya promosi lewat tik tok dan medsos, sosialisasi tentang tidak ada perkawinan anak ini bisa lebih efektif di kalangan mereka sendiri,” imbuhnya.

Lanjutnya, akar masalahnya macam-macam ada yang menganggap masih menjadi beban. Kemudian adanya kekerasan sehingga dipaksakan pernikahannya.

“Terus kemudian juga ada adat istiadat sekitar yang merasa lebih baik punya janda muda dibandingkan perawan tua, itu masih ada di sini. Jadi itu yang perlu kita advokasi bersama,” tandas Bupati Trenggalek.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek, Novita Hardini, menambahkan “harapan saya harus memperhatikan mulai dari anak hingga perempuan itu terlindungi, terpenuhi hak haknya, kemudian juga terlindungi dari potensi kekerasan,” tutur inisiator Sepeda Keren itu.

Kita tahu, lanjut Novita, angka perceraian juga menjadi salah satu konsentrasi di Kabupaten Trenggalek, karena angkanya yang sangat tinggi. Salah satunya akibat dari belum matangnya pernikahan.

“Jadi kalau kita kampanye stop pernikahan usia anak, ini sama halnya menembak semua sasaran pembangunan kita,” jelas istri Mochamad Nur Arifin. (pim/par)

No More Posts Available.

No more pages to load.