Pemkot Surabaya Berencana Bangun Jalan Tembus PBI Babat Jerawat – Kauman Benowo

oleh -368 Dilihat
oleh
Kegiatan survey di lokasi rencana pembangunan akses atau jalan tembusan yang menghubungkan PBI, Tahura dan Jawar Kauman

SURABAYA, PETISI.CO – Kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat merupakan harapan pemerintah, baik tingkat kota maupun di masing masing wilayah (kelurahan/desa). Untuk menunjang hal tersebut, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah, diantaranya dengan membuka jalan baru untuk akses masyarakat.

Seperti halnya Pemkot Surabaya melalui wilayah setempat, Kelurahan Babat Jerawat, Pakal dan Benowo, Kecamatan Pakal, akan melakukan pembangunan jalan tembusan mulai dari wilayah Perum Pondok Benowo Indah (PBI). Tepatnya berada di sebelah utara rel kereta api yang melewati Taman Hutan Rakyat (Tahura) sampai jalan Jawar Kauman Kel. Benowo.

Dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp, Camat Pakal, Tranggono Wahyu Wibowo S.STP, M.Si, mengatakan, pembukaan jalan baru tersebut dirasa cukup penting bagi masyarakat, mengingat jalan ini nantinya juga menjadi akses jalan bagi masyarakat PBI dan warga sekitar.

“Pembukaan jalan ini adalah murni usulan warga tahun 2019 yang kemudian saya teruskan ke Bu Risma Wali Kota Surabaya, sedangkan Pak Eri Cahyadi masih menjabat Kepala Bappeko pada waktu itu,” ungkap Camat.

Kemudian, karena pandemi, kata Camat, akhirnya Eri Cahyadi (Wali Kota Surabaya) langsung melakukan pengecekan di lapangan untuk ditindaklanjuti. Dalam melakukan pengukuran terhadap akses jalan yang rencana akan dibangun, mulai dari Pondok Benowo Indah hingga tembus ke Jalan Jawar Kauman.

“Ini bisa menjadi akses bagi warga PBI/GBI dan lainnya untuk menuju ke Taman Hutan Rakyat, jalan Jawar, GBT hingga menuju Romokalisari. Sehingga memudahkan masyarakat yang hendak menuju ke wilayah barat kota Surabaya dan sudah lama diusulkan oleh warga dan baru tahun ini  mulai rencana akan direalisasi,” terang Tranggono.

Lurah Babat Jerawat, Drs. Gatot Subroto MM, menjelaskan, bahwa Jalan yang rencana akan dibangun tersebut memiliki panjang 1,9 kilo meter dengan lebar 6 meter, dan bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, serta menjawab usulan dari masyarakat yang sudah lama dan berharap untuk dibukakan akses atau jalan baru.

Bermula pada akhir Agustus ada arahan dari Wali Kota, yaitu beberapa arahan yang disampaikan kepada Lurah, Camat dan Kepala UPD, diantaranya, bahwa Jalan tembusan PBI, Tahura dan Jawar /Kauman supaya segera dijadikan atensi akhir Agustus.

“Kemudian di awal September Pak Wali Kota dengan tanpa kabar survey ke lokasi, bersama Asisten, Kepala OPD, Pak Camat dan saya, serta perwakilan dari LPMK sekitar 5 September 2022,” jelas Lurah, Rabu (14/9/2022) saat di temui di kantornya.

Masih kata Gatot, kemudian dua hari berikutnya, setelah survey Walikota ada perintah kepada PU untuk merapikan aset/akses yang ada di PBI, sehingga ada aktifitas merapikan sebatas aset pemkot yang ada di lokasi tersebut.

“Setelah ada pro dan kontra itu kami sampaikan dan pada hari Rabu diadakan rapat dari Dinas Sumber Daya Alam dan Bina Marga sebagai lidengnya, yang mana LPMK juga diundang,” ujarnya.

Di situ adalah sosialisasi yang pertama dan disampaikan bahwa ini dulu adalah usulan dari warga yang mulai diteruskan oleh camat pada tahun 2019, kemudian sudah ada bahasan-bahasan di tingkat pemkot.

“Namun, karena di 2020 ada pandemic, sehingga terpending yang selanjutnya diingatkan kembali untuk menjadi atensi dan sudah bisa dilakukan pembangunan kembali, akses yang dimaksud adalah PBI, Tahura sampai ke Jawar Kauman dengan maksud dan tujuan untuk mempermudah akses menuju destinasi Tahura,” ungkapnya.

Kemudian, lanjut Lurah, untuk meringankan kepadatan lalulintas di pertigaan PBI dan  guna memudahkan akses menuju GBT.

“Jadi saat sosialisasi tersampaikan seperti itu dan selanjutnya bersama tiga pilar kita pahamkan para ketua RW dan LPMK, bahwa ini sudah direview usulan warga pada tahun 2019 dan sudah dikomunikasikan dengan Ketua LPMK saat itu (Sutrisno,red) dan setuju kalau ada akses PBI ke Tahura dan Jawar.

Menurutnya, hal tersebut juga untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas, maka seharusnya warga bisa menerima, sementara di satu sisi warga berkeinginan untuk selalu mengikuti dalam prosesnya dan kita fasilitasi. Sehingga setiap ada rapat sosialisasi dan kordinasi warga ikut dilibatkan.

Rabu (14/09/2022) ada undangan dari Dinas Sumber Daya Alam dan Bina Marga yang sebenarnya hanya untuk internal dari kepala bidang pengadaan tanah dan kepala bidang jalan dan jembatan serta tiga lurah, namun kita usulkan untuk LPMK mewakili warga bisa ikut hadir bersama tim ikut survey.

“Tadi pada rapat kordinasi persiapan survey, saya juga mengusulkan kepada dinas kalau ada rapat supaya LPMK diundang, kemudian LPMK juga diberi kesempatan untuk berbicara dan yang disampaikan kondisinya sekarang LPMK mewakili warga mengikuti proses yang ada.

“Sebenarnya, tahapannya ini masih panjang, karena Dinas Bina Marga juga harus kordinasi dengan PT KAI terkait batas toleransi terhadap titik ordinatnya dan kita juga masih harus mendata pemilik lahan agar mereka memberi batas lahannya,” papar Gatot Subroto.

Sementara, salah satu tokoh masyarakat di wilayah sekitar pembangunan akses jalan tembusan tersebut, mengatakan, bahwa pihaknya mendukung adanya akses baru tersebut. Menurutnya dengan adanya jalan, maka nilai ekonominya akan bagus, yaitu warga bisa membuka usaha dan sebagainya.

“Namanya ada akses baru untuk masalah yang dikawatirkan nantinya kan bisa dikondisikan semua, intinya kalau ada jalan, maka nilai ekonominya akan bagus. Yang jelas bagi saya sebagai warga terdampak langsung sangat mendukung, karena dengan adanya akses jalan baru nanti  pertumbuhan ekonomi di sekitar jalan itu akan menggeliat,”  ujar Drs. Dhany Nartawan SH, MH.

Tokoh masyarakat yang juga Advokat senior ini, menyampaikan, bahwa yang awalnya merasa lokasi tempat tinggalnya seperti kampung mati (pinggir rel kereta) dengan adanya akses jalan, maka juga dapat mendongkrak nilai jual di wilayah tersebut.

Karena nantinya warga masyarakat bisa melakukan berbagai macam usaha, dukungan tersebut juga disepakati oleh warga RT/RW lain yang terdampak langsung oleh pembangunan jalan tersebut.

“Sementara, PSU ini kan sudah diserahterimakan ke pemerintah kota yang nantinya jalan ini akan menjadi milik pemkot, jadi intinya saya mendukung dengan adanya akses jalan yang menghubungkan antara PBI sampai ke Kauman, yang jelas nilai ekonomi akan menjadi lain, pertumbuhan ekonomi juga bagus, dampak pada lingkungan juga positif. Selama ini saya merasa daerah ini kumuh, sehingga nantinya akan menjadi bersih dan lingkungan semakin sehat, selama ini jika warga di RT 1 ini melaksanakan kerja bakti hanya membersihkan lokasi itu saja, karena banyak dibuang sampah,” ujar laki laki yang juga dituakan oleh perguruan silat PSHT ini.

Menurut Dhany, jika ada pro kontra itu hanya merupakan miss komunikasi saja, sehingga bisa diselesaikan dengan musyawarah dan sikap yang baik. Namun untuk warga di RT 1 RW 8 PBI ini mendukung adanya pembangunan jalan atau akses tersebut.

“Dengan adanya akses Jalan tembus dari PBI, Tahura hingga Jawar / Kauman maka akan berpengaruh pada penguatan nilai ekonomi warga sekitar, baik untuk bidang UMKM, usaha maupun Nilai Jual dari Obyek Rumah PBI di sekitar Rel Kereta Api yang dilintasi oleh jalan tersebut, terlebih lingkungan sekitar akan menjadi lebih Bersih dan Indah,” pungkasnya.

Hadir pada kegiatan survey di lokasi rencana pembangunan akses atau jalan tembusan yang menghubungkan antara PBI, Tahura dan Jawar Kauman, Tim Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya, Kasi Pembangunan Kec. Pakal berserta Staf, Kasi Bangtib Kel. Bajer, Pakal dan Benowo, Staf Kel. Babat Jerawat, Konsultan Perencana, Tim Ahli dari ITS, Wakil Ketua LPMK Babat Jerawat dan Projopati Kel. Babat Jerawat.(bah)

No More Posts Available.

No more pages to load.