Pemkot Surabaya Ubah Lapangan Tembak Jadi Rumah Sakit Lapangan

oleh -171 Dilihat
oleh
Wali Kota Surabaya ubah lapangan tembak jadi rumah sakit lapangan. (dewid)

SURABAYA, PETISI.CO – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus melakukan berbagai upaya untuk menangani lonjakan kasus Covid-19. Kali ini, Eri menyiapkan lapangan tembak di Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, menjadi rumah sakit lapangan untuk merawat warga yang akan isolasi mandiri.

Setelah memberikan berbagai arahan kepada stafnya, Eri menyampaikan bahwa pada hari ini di Surabaya banyak yang melakukan isolasi mandiri. Bahkan, ia juga memastikan banyak yang ingin masuk ke Hotel Asrama Haji ketika sudah terpapar Covid-19 untuk melindungi keluarganya masing-masing.

“Hari ini di Asrama haji yang antri sudah 700 orang, sehingga hari ini kita membuat tempat untuk rumah sakit lapangan isolasi mandiri, seperti di Asrama Haji itu,” ungkap Eri.

Nantinya, di tempat itu juga akan ada perawatnya dan lapangan tembak di Kedung Cowek itu terus ditata untuk mempersiapkan rumah sakit lapanga itu. Setidaknya, ada empat tempat yang sangat lebar dan luas yang bisa dijadikan tempat perawatan pasien Covid-19 itu.

“Jadi, dari depan pintu masuk, dari bawah itu akan ada tempat IGD, setelah itu baru dimasukkan ke kamar-kamar. Insyallah hari ini kita siapkan semuanya dengan mengerahkan semua satgas, kita siapkan tempat tidurnya dan semuanya. Senin insyallah sudah bisa dioperasionalkan rumah sakit lapangan di lapangan tembak ini, semoga bisa bermanfaat,” ujarnya.

Ia juga mengaku merasa tidak tega ketika melihat warga Surabaya yang terpapar Covid-19. Ia juga mengaku tidak ingin ada warga Surabaya yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik dari kota tercinta ini. Makanya, ia pun memastikan bahwa apapun akan dilakukan untuk kepentingan warga Surabaya, yang penting warga Surabaya sehat dan terbebas dari Covid-19.

“Semua yang dimiliki oleh pemkot akan kita manfaatkan untuk melayani warga, termasuk gedung ini,” kata Eri.

Ia juga memastikan bahwa yang akan dirawat di rumah sakit lapangan itu adalah pasien OTG atau gejala ringan, karena khusus yang sudah sesak nafas dan sudah parah akan langsung dirawat di rumah sakit. Sedangkan yang masih gejala ringan bisa dirawat di tempat tersebut.

“Kalau isolasi di tempat ini kan bisa dipantau oleh dokter, karena di sini nanti juga akan ada dokter, yang paling penting itu. Berbeda kalau isolasi mandiri di rumah, kan tidak ada dokter, sehingga tidak bisa dipantau dan itu yang mengkhawatirkan,” paparnya.

Kendati demikian, dirinya memastikan bahwa kapasitas rumah sakit yang sedang disiapkan itu sekitar 500 lebih. Namun, jumlah itu masih dihitung kembali, karena prosesnya masih terus dilakukan penataan, apalagi masih ada beberapa ruangan yang bisa dipergunakan juga.

“Tapi nanti kita pastikan lagi dengan bed jumlahnya berapa, nanti insyallah kita pastikan, tapi daya tampungnya sekitar 500 lebih,” pungkas Eri. (dwd)

No More Posts Available.

No more pages to load.