Penanganan Covid-19 di Kepulauan Masalembu Sumenep Masih Minim

oleh -178 Dilihat
oleh
Puskesmas Masalembu yang terletak di Desa Sukajeruk Kecamatan Masalembu Kabupaten Sumenep
APD Terbatas, tak Ada Ruang Isolasi

SUMENEP, PETISI.CO – Di tengah upaya penanganan pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) teruntuk di Kabupaten Sumenep, Madura, Madura, Jawa Timur, terus digalakkan pemerintah daerah.

Seperti diantaranya melakukan peningkatkan pengawasan pergerakan orang dengan pendataan dan pemeriksaan di setiap pintu masuk di kawasan jalur darat maupun laut.

Namun, menjadi ironi, penanganan pandemi Covid-19 yang terletak di Kepulauan/Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dari kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) hingga tidak adanya ruang atau tempat isolasi.

Demikian diungkapkan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kepulauan/Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep, M Haedar S, mengeluhkan dengan tidak adanya Alat Pelindung Diri (APD).

Bahkan selama menjalankan tugas medis dalam melakukan penanganan pencegahan pandemi Covid-19, hanya menggunakan masker dengan kondisi terbatas.

“Kami belum punya APD yang maksimal. Kami hanya punya masker,” terangnya dihimpun dari salah satu sumber.

Sehingga, dalam kondisi yang serba terbatas, mengharapkan ada stok APD yang dikirim dari Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Sumenep ke Kepulauan/Kecamatan Masalembu.

“Bagaimana pun kita harus kerja maksimal, tapi kalau tidak ditunjang oleh APD, ya gak bisa maksimal,” ungkapnya.

Sementara diakui, bahwa Tim Satgas Covid-19 tingkat Kabupaten Sumenep menyarankan agar mewaspadai semua warga yang datang dari luar (merantau).

“Ya, kami segera melakukan screening sebagai tindakan awal. Kalau hasilnya memang harus dirujuk ya dirujuk, tapi kan tidak mungkin segera karena jarak,” paparnya.

Tidak lama ini, seperti yang dihimpun dari beberapa sumber, terdapatnya 4  orang warga Desa Masalima, Kecamatan/Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengalami batuk, pilek dan ada sesak yang juga dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Masalembu.

“Ada batuk, pilek, ada sesak. Dan sesaknya mulai membaik. Saya lebih curiga (corona-red), ya karena mereka datang dari perjalanan,” terang M Haedar S, Kepala Puskesmas Kecamatan Masalembu kepada wartawan via telepon, Minggu (29/3/2020) malam.

Empat orang itu, yakni dua wanita dan dua pria yang umurnya diperkirakan antara 45-50 tahun. Empat tersebut diketahui pulang dari Kuala Lumpur, Malaysia lewat jalur udara dan turun di Surabaya.

“Satu suami-istri, kalau yang satunya bukan, tapi masih bertetangga,” ungkapnya.

Pengakuannya, berdasarkan cerita yang disampaikan kepada petugas medis, selama di pesawat sempat ngobrol dengan orang yang mengaku dicurigai terjangkit virus corona.

Sehingga berawal dari riwayat perjalanan dan kondisi yang dialami empat warga tersebut, meminta agar melakukan isolasi diri di rumah. Karena untuk di Puskesmas Masalembu sendiri saat ini masih belum ada ruang atau tempat isolasi.

“Empat warga itu dalam pengawasan kami. Untuk isolasi di Puskesmas tidak mungkin, tidak ada ruang atau tempat isolasi,” jelasnya.

Disebutkannya, keberadaan orang itu sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep. “Kalau Orang Dalam Pemantauan (ODP) ya sudah jelas. Kalau PDP kami tidak punya alat, kecurigaan saja,” paparnya.

Disebutkannya juga, sampai saat ini, warga yang pulang dari rantau ke Kecamatan/Kepulauan Masalembu lebih dari 200-an orang. Mereka dari Jakarta, Bali, Sumatera dan Surabaya.

“Yang jelas, mereka datang dari daerah terpapar,” sebutnya.

Melihat kondisi itu, warga Desa Sukajeruk, Kecamatan/Kepulauan Masalembu Khairullah menyatakan, cukup khawatir, apalagi di Puskesmas Kecamatan/Kepulauan Masalembu Alat Pelindung Diri (APD) nya yang dimiliki tidak memadai serta tidak adanya tempat isolasi.

“Saya sebagai masyarakat kepulauan Masalembu cukup khawatir dengan ancaman Covid-19 tersebut. Sedangkan Puskesmas Masalembu APD-nya tidak memadai, tidak ada ruang isolasi juga apabila ada masyarakat yang terjangkit dikemudian hari, sedangkan banyak masyarakat Masalembu yang merantau keluar daerah dan luar negeri sudah mulai pulang kampung itu juga ada yang dari zona merah,” katanya.

“Misalnya Surabaya, Bali dan Malaysia. Sedangkan akses rujukan ke rumah sakit membutuhkan waktu, karena harus menempuh perjalanan yang cukup jauh, saya berharap sebagai masyarakat kepulauan, pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah pencegahan, misalnya insfrastruktur kesehatan untuk penanganan Covid-19 sebagai upaya pencegahan,” terang pria lulusan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Sementara hingga saat ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Agus Mulyono dimintai tanggapan oleh Petisi.co terkait kondisi tersebut melalui pesan elektroniknya belum memberikan keterangan.(ily)

No More Posts Available.

No more pages to load.