Percepatan Penurunan Stunting, Dinas Sosial P3AKB Bondowoso Gelar Orientasi Tim Pendamping Keluarga

oleh -231 Dilihat
oleh
Kepala Dinas Sosial P3AKB Bondowoso, Anisatul Hamidah saat memberikan sambutan

BONDOWOSO, PETISI.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melalui Dinas Sosial, Perlindungan Perempuan, dan Anak Keluarga Berencana (Dinsos dan P3AKB),  menggelar orentasi tim pendamping keluarga (TPK) tahun 2023, Jumat (17/3/2023), di pondopo balai Desa Taman, Kecamatan Grujugan.

Kegiatan yang mengambil tema “Penguatan Kompetensi Tim Pendamping Keluarga di 11 Desa se-Kecamatan Grujugan Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting” diikuti oleh 33 orang yang terdiri dari kader KB, tenaga kesehatan dan kader PKK.

Orientasi TPK ini dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial P3AKB Bondowoso, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Grujugan, Ketua TP PKK kecamatan dan Koordinator KB.

Kepala Dinas Sosial P3AKB Bondowoso, Anisatul Hamidah, mengemukakan, tugas TPK adalah mendampingi calon pengantin, usia subur, ibu hamil, Baduta, Balita. Ini supaya memastikan mereka semua tumbuh sehat. Karena kalau calon pengantinnya tidak sehat, maka dikhawatirkan terjadilah yang namanya Stunting.

“Jadi kita mengantisipasi supaya angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka Stunting mengurangi,” ujarnya.

Kami meminta kepada seluruh TPK se-kabupaten Bondowoso untuk bisa melakukan tracing di sekitar mereka ada berapa ibu hamil, Baduta, Balita dan sebagainya.

Ketika TPK ini melakukan tracing di setiap wilayah masing-masing memastikan mereka semua sehat, tidak menikah dini, tidak ada anemia.

“Sehingga generasi kita menjadi generasi sehat, sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo pada tahun 2045 ketika Indonesia berusia 1 Abad atau 100 tahun, generasi kita adalah generasi emas berkualitas,” jelas kepala Dinas Sosial P3AKB Bondowoso itu

Lebih lanjut ia menyebutkan, kegiatan ini akan dilaksanakan di setiap kecamatan. Sebab, dalam orentasi TPK ini ada yang namanya aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil).

“Aplikasi ini berguna untuk mendeteksi lebih awal terhadap potensi bayi yang akan dilahirkan dengan melihat kodisi calon pasangan pengantin,” katanya.

Seraya menambahkan, kita ingin pasangan-pasangan pengantin tidak hanya memikirkan prewedding saja tapi prakonsepsi. Jadi mereka sebelum menikah pastikan bahwa laki-laki atau perempuan dalam keadaan sehat baik sehat secara fisik maupun psikis.

Mengapa kemudian banyak anak-anak yang gizi buruk, karena banyak perkawinan anak. Sehingga ibu secara fisik dan psikis tidak siap, pada akhirnya anakpun menjadi Stunting.

“Harapan kami kepada semua TPK semoga melaksanakan tugasnya dengan baik dan memastikan sekelilingnya bisa melakukan tracing secara 100 persen, sehingga angka percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Bondowoso lebih maksimal lagi di tahun 2023,” tambahnya.

Sementara Camat Grujugan, Hadi Sarwono, menegaskan, penanganan Stunting adalah tanggung jawab bersama. Tidak bisa dibebankan ke pemerintah saja, tetapi perlu peran aktif dari masyarakat serta seluruh stakeholder yang ada, baik puskesmas, tenaga kesehatan desa, kader posyandu, PKK, pemerintah desa, tokoh agama, tokoh masyarakat.

Menurutnya, karena masalah stunting adalah masalah nasional. Sebab hal itu menyangkut masa depan generasi penerus.

“Semua harus saling bahu membahu dalam upaya percepatan penurunan stunting sesuai arahan Bupati dan Wakil Bupati serta instruksi Sekda Bondowoso. Semua perlu sinergi, tindaklanjut action dan berharap penurunan stunting dapat dituntaskan,” pungkasnya. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.