Petani di Kesamben Jombang Dipusingkan Hama Keong Emas

oleh -285 Dilihat
oleh
Seorang petani menunjukkan hama Keong Emas.

JOMBANG, PETISI.CO – Sejumlah petani di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang tidak hanya dibuat pusing dengan banjir. Namun, juga serangan hama kol atau Keong Mas yang merusak padinya. Salah satunya yang dirasakan petani di Desa Kedungbetik. Padi yang diserang kol rata-rata berusia tiga minggu.

Rasmin salah seorang petani menuturkan, hama tersebut menyerang saat tanaman masih berusia muda.

“Awalnya ya karena banjir, kemudian hama muncul,” kata katanya, Selasa (29/1/2019).

Rata-rata hama itu menyerang batang padi. Jika dibiarkan terlalu lama, daun akan berguguran hingga membuat padi mati.

“Warna daunnya kuning seperti layu,” imbuh Rasmin.

Petani semakin bingung mengingat perkembangbiakkan hama Keong Mas begitu cepat. Meski hampir setiap hari diambil di sekitar tanaman, ternyata masih tetap muncul.

“Karena telurnya sudah banyak, warnanya merah muda. Biasanya netas cepat, tak sampai 30 hari,” sebut dia.

Untuk membasmi dengan memakai obat,  dinilai masih belum optimal. “Karena itu diambil satu per satu, kemudian dikumpulkan,” ungkap Rasmin.

Serangan kol juga dialami Sukadi, yang sudah tiga hari terakhir membersihkan hama Keong Mas. “Kalau dibiarkan begini bisa-bisa mati semua padinya,” sambung Sukadi.

Sama seperti petani lainnya, selain memberikan obat, cara yang dinilai ampuh membasmi hama itu dengan memunguti satu per satu kol. “Satu hari ini dapat satu kresek,” beber dia kemudian membuka kresek berisi Keong Emas.

Ditambahkan,  hama keong mas selama ini muncul ketika usai padi terendam air dengan waktu cukup lama. Tidak hanya muncul sekali, namun hama itu juga langsung berkembang biak.

Kepala Desa Kedungbetik Umar Fauzi mengakui hama keong mas saat ini tengah menyerang tanaman petani padi di desanya. “Jadi selain kemarin ada yang banjir, ada beberapa tempat sekarang diserang hama,” kata Fauzi.

Selain hama keong mas, lanjut Fauzi, sebelumnya hama tikus juga menyerang padi para petani. Dalam hitungannya, sebagian petani sudah tanam sampai dua kali. “Sekarang sudah ada yang tanam dua kali, ya kena banjir, juga tikus,” sebut dia.

Total ada sekitar 10 hektare tanaman yang rusak. Meski masih belum mati, para petani sudah kembali tanam ulang. “Kemarin yang kena banjir itu Kandangsapi sekitar lima hektare dan Dusun Kedungmacam sekitar lima hektare. Sekarang sudah surut,” pungkas Fauzi. (hardi)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.