Pilkada Surabaya, Pengamat: Kader PDIP Tak Ada Daya Kejut

oleh -95 Dilihat
oleh
Pakar politik Wijaya Kusuma, Sucahyo Tri Budiono.

SURABAYA, PETISI.CO – DPP PDI Perjuangan mengumumkan rekomendasi calon kepala daerah di beberapa daerah di Jawa Timur (Jatim), Selasa (11/8/2020). Namun, untuk rekomendasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya masih belum dimunculkan.

“Drama'” pengumuman Pilkada Surabaya ala PDIP ini dinilai tidak membuat daya kejut masyarakat. Seperti Whisnu Sakti Buana yang masih menjabat Wakil Wali Kota Surabaya dan anggota DPRD Jatim, Armuji.

“PDI Perjuangan belum menemukan kader internal di Jatim yang selevel dengan kualitas dan kapasitas sesuai Bu Risma (Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini),” kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Drs Sucahyo Tri Budiono M Si, Selasa.

Dijelaskan, kader PDIP yang muncul di permukaan selama ini, seperti Whisnu Sakti Buana, Armuji atau kader lainnya dinilai tidak memiliki daya kejut di masyarakat. Karena kualitas yang diusung sangat tidak bisa menyaingi kepopuleran, apalagi mengungguli Tri Rismaharini.

“Kondisi tersebut, membuat Ketua Umum DPP PDIP sangat hati-hati mengeluarkan rekomendasi Pilwali Surabaya,” ucap pakar politik Wijaya Kusuma ini.

Dia memprediksi pertarungan politik di internal PDI-P sangat kental. Sejumlah kader internal saling klaim mendapat rekomendasi dari DPP PDI-P.

“Internal sangat kuat pertarungannya untuk mengusung di level wali kota maupun wakil wali kota. Sayang kader yang ada belum melebihi kualitas Tri Rismaharini,” ujar Sucahyo.

Sementara Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin (MA) calon yang sudah muncul di arena dan diusung 8 partai politik ke MA, kualitasnya setara dan bahkan menurut banyak kalangan bisa menggungguli Wali Kota, Tri Rismaharini.

“Ini pekerjaan berat bagi PDI-P untuk mengangkat elektabilitas dari calon yang diusung di Pilwali Kota Surabaya,” tandasnya

Untuk Pilkada Kota Surabaya 9 Desember 2020, lanjutnya, PDIP memiliki pekerjaan berat. Apakah berhadapan atau berkoalisi dengan partai politik lain yang lebih awal memberikan dukungan pada MA.

“Pilihan terbaik untuk kepentingan Pilwali maupun Pemilu Legislatif 2024 adalah menggandeng kekuatan MA. Memang ini pilihan sulit. Karena strategi politik yang digarap tidak merugikan kepentingan pemilu 2024 mendatang,” paparnya.

Sementara itu, Megawati Soekarnoputri terkesan masih berharap campur tangan Tri Rismaharini di Pilkada Kota Surabaya akan memuluskan mengamankan kursi Balai Kota Surabaya lima tahun ke depan.

Risma juga memiliki anak buah yang digadang-gadang menjadi cawali, yakni Eri Cahyadi (Kepala Bappeko Surabaya). Bahkan, banyak baliho tersebar di berbagai titik di Surabaya bergambar Eri yang dibelakangnya ada Risma.

“Saya rasa, kualitas Eri belum mampu mengungguli atau selevel dengan Bu Risma,” ucapnya.

Seperti diketahui, DPP PDI-P hari ini mengumumkan rekomendasikan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah tahap tiga. Untuk Jatim, hanya mengumumkan 5 kabupaten, tanpa merekom Pilwali Kota Surabaya.

Lima kabupaten/kota yang mendapat rekomendasi diantaranya Kabupaten Gresik, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Ponorogo.

“Ini menunjukkan Bu Mega sangat hati-hati, agar tidak keliru memberikan rekomendasi,” cetusnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.