Polisi Bongkar Makam ‘Korban Pembunuhan’ di Hari Ketujuh Kematiannya

oleh -34 Dilihat
oleh
Korban sudah tak bernyawa dibawa ke rumah sakit.

PONOROGO, PETISI.CO – Untuk membongkar teka-teki penyebab pasti kematian korban yang oleh banyak warga dinila janggal, bahkan terkesan disengaja dan direncanakan, maka atas permintaan keluarga korban, Polisi akhirnya membongkar makam korban untuk dilakukan utopsi.

Hal ini karena, sebelumnya terhembus kabar bahwa korban yang seorang muadzin masjid dekat rumahnya ini mengalami goncangan jiwa dan mengamuk.

Kemudian disaat mengamuk, oleh warga dilumuhkan dengan cara diikat kedua kaki dan tangannya di belakang tubuh, lalu korban terkena serangan jantung dan meninggal dunia.

Setidaknya ini kabar yang santer tersiar di wilayah Bungkal. Disisi lain, keluarga korban yang melihat langsung kejadian tersebut memberikan keterangan dan mementahkan kabar yang tersiar sebelumnya.

Untuk itu, keluarga korban selanjutnya meminta bantuan hukum kepada Ratih Larasati SH, dan rekan sebagai kuasa hukum pada kasus ini.

Puncaknya, Jumat (9/2) pagi, Polres Ponorogo meminta bantuan laboratorium forensik Polda Jatim untuk melakukan outopsi.

Namun untuk mempersingkat waktu, Polda Jatim memerintahkan tiem forensik rumah sakit Bhayangkara Kediri.

Meski sempat hujan, namun proses outopsi berjalan relatif lancar dan terkendali. Bahkan waga disekitarpun pembongkaran makam tidak beranjak dari tempat.

Mereka berharap bisa mengetahui hasil outopsi dan penyebab kematiannya.

“Kalau dengerin kabar dari orang-orang simpang siur mas, ada yang bilang begini, ada yang bilang begitu. Pokoknya macam-macam infonya,” ungkap seorang warga disekitar lokasi pembongkaran.

Ditemui dilokasi pembongkaran makan korban, Kapolres Ponorogo, AKBP Suryo Sudarmadi kepada wartawan mengatakan, pihaknya harus melakukan ini karena adanya permintaan dari keluarga korban.

“Kalau hasil pemeriksaan dari RSUD dr. Hardjono lalu menyebutkan tidak ada tanda-tanda kekerasan. Namun karena keluarga korban menghendaki, ya kami harus melaksanakan hal ini,” kata Kapolres.

Sebagaimana diketahui, Sabtu 3 Februri 2018 lalu, sekitar pukul 19:30, Muhamad Mulyono (35) ditemukan meninggal dalam kondisi tangan dan kaki terikat di belakang tubuh. Korban ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa didepan rumah Marlohi, warga Desa Bedi Wetan. Kondisi korban yang saat ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan dan tangan serta kaki terikat inilah yang akhirnya keluarga menghendaki dilakukan outopsi.

“Ya karena kami meyakini kematiannya tidak wajar maka kami meminta pihak kepolisian untuk melakukan outopsi,” ungkap Ratih Larasati, SH, kuasa hukum keluarga korban.(rib)