Pembunuhan yang Disamarkan Akibat Serangan Jantung Mulai Diselidiki Polres Ponorogo

oleh -41 Dilihat
oleh
Korban pertama ditemukan.

PONOROGO, PETISI.CO – Kematian Muhamad Mulyono (35) warga Dusun Warung, Desa Bedi Wetan, Kecamatan Bungkal saat ini ditangani Satuan Reserse dan Kriminal Polres Ponorogo.

Ini merupakan langkah maju dalam penyelidikan penyebab kematian korban yang terasa sangat janggal. Apa lagi kndisi korban saat ditemukan dalam keadaan kaki dan tangan terikat dibelakang tubuh.

Awalnya tersiar kabar bahwa korban adalah orang yang stress dan terkena serangan jantung, namun karena kematiannya yang menyimpan misteri inilah, pihak keluarga akhirnya membawa kasusnya ini ke Polres Ponorogo, meski pada awalnya sudah ditangan Polsek Bungkal.

Sebagaimana diketahui, pada Sabtu, 3 Februari 2018 lalu, sekitar pukul 19;30 korban mengajak ayahnya Yatni (60) untuk menemui Marlohi yang tak lain tetangganya sendiri. Namun upayanya untuk menemui rang yang dimaksud tidak membuahkan hasil.

Bahkan ketika korban mengetuk pintu rumah juga tidak ada yang mebukakannya. Meski begitu, korban tidak berputus asa untuk bisa bertemu dengan tuan rumah.

Melihat pintu garasi samping rumah terbuka, selanjutnya korban berusaha mengetuk pintu samping melalui garasi. Namun lag-lagi upaya korban tidak membuahkan hasil.

Justru sejumah warga tiba-tiba datang dan berusaha mengusir korban dari rumah Marlohi.

“Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba banyak orang datang dan berusaha mengusir anak saya. Sayapun berusaha mengajak anak saya pulang saja, namun anak saya menolak. Mungkin karena niatnya bertemu tuan rumah dihalang-halangi itu anak saya jadi marah,” tutur Yatni, ayah korban.

Yang membuat ayah korban miris saat itu, ia melihat bagaimana tangan anaknya diikat dengan tali plastik pada posisi dibelakang tubuh.

Mendiang M Mulyono.

Bukan itu saja, bahkan kaki korban juga diikat layaknya sapi yang hendak dijagal. Melihat hal ini Yatni tidak sampai hati dan melarang orang-rang yang mengikat anaknya tidak meneruskan perbuatan tersebut.

“Tolong jangan diteruskan, saya tidak tega. Biar saya meminjam borgol ke pak Wo saja,” tutur Yatni yang terlihat masih sangat shok dengan kejadian yang menimpa anak sulungnya.

Begitu dapat pinjaman borgol, Yatni dengan tergopo-gopoh mendatangi tempat anaknya diikat oleh beberapa orang tadi. Bak disambar petir disiang bolong, saat itu Yatni mendapati anak sulungnya sudah meninggal dalam posisi tergeletak di pinggir jalan.

Sementara tangan dan kakinya masih dalam kondisi terikat dibelakang tubuh.

“Raose kulo mboten saget ngadek mas, anak kulo pun mboten enten (meninggal), kanti tangan lan sukune ditaleni teng wingking kados sanes menungso,” Jelas Yatni, meratapi kepergian Mulyanto yang tidak wajar itu.

Sementara Kadimun, salah seorang paman korban yang saat kejadian juga ada dilokasi kejadian mengaku ikut membawa keluar korban dari garasi tetangganya.

Saat itu kondisi korban sudah diikat. Kemudian ia pamit mengambil kendaraan untuk membawa korban pulang kerumah orang tuanya.

“Tapi ketika saya sampai disitu keponakan saya itu sudah meninggal mas,” ungkapnya.

Setelah kejadian ini, pihak Polsek Bungkal langsung mendatangi lokasi kejadian dan membawa korban ke RSUD dr. Hardjono untuk dilakukan pemeriksaan.

Usai pemeriksaan, jenazah korban selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga untuk selanjutnya dimakamkan di pemakaman desa setempat. (rib)