BANYUWANGI, PETISI.CO – Pengerjaan proyek pemeliharaan jalan pertigaan Ringinagung – Kantor Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, diduga asal-asalan. Beton cor putus terbelah.
Anehnya, pihak kontraktor CV Barki yang beralamat di Dusun Krajan, Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, serta Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan dan Permukiman (PU CKPP) Banyuwangi, justru bungkam.
Kondisi tersebut memicu pertanyaan besar dari masyarakat. Harusnya Dinas PU CKPP Banyuwangi, selaku kuasa anggaran serta kontraktor selaku pelaksana, bisa responsif. Mengingat proyek dengan nama pekerjaan : PJK-P2307-6388724 U57.23, itu dibangun dari uang rakyat dan bukan dari uang warisan.
Sikap bungkam dari kontraktor dan Dinas PU CKPP Banyuwangi, ini makin menguatkan dugaan adanya tradisi fee proyek dan memicu adanya kongkalikong. Dan tentunya, rakyat yang menjadi pihak paling dirugikan.
Tapi fakta lain, sampai saat ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum pernah melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) di Banyuwangi. Kondisi itu bisa jadi membuktikan bahwa Banyuwangi, bersih dari praktik KKN. Atau bisa pula lantaran sudah lihai.
“Pembangunan jalan beton cor di Ringinagung Pesanggaran itu kan ada material besinya, tapi aneh tapi nyata beton cor bisa putus terbelah. Entah bagaimana pengawasan dari dinas,” kata Agus, warga sekitar, Rabu (29/11/2023).
“Yang lebih aneh lagi, semua aman-aman saja. Padahal proyek dibangun dari uang rakyat. Banyuwangi memang luar biasa,” tambah Agus.
Untuk diketahui, proyek pemeliharaan jalan pertigaan Ringinagung-Kantor Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, nilai kontrak Rp3.278.812.920,- dari anggaran APBD Banyuwangi 2023. Anggaran yang cukup fantastis. Tapi entah kenapa, beton cor yang notabene terdapat material besi bisa putus terbelah.
Makin miris, terkait buruknya kualitas pekerjaan proyek, Sekretaris Dinas PU CKPP Banyuwangi, Komang dan pelaksana proyek, Kholil, kompak tidak menjawab pertanyaan wartawan. (jok)
