SURABAYA, PETISI.CO – Massa aksi pekerja yang tergabung dalam sejumlah serikat buruh Jawa Timur kembali menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan UMP Jatim 2022, dan pembahasan UMK yang berlandaskan UU nomor 11 tentang Cipta Kerja, serta PP nomor 36 tahun tentang pengupahan.
Puluhan ribu buruh yang datang hari ini tampak memenuhi jalan Pahlawan pada pukul 15.40. Beberapa orator mendengungkan tuntutan pada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
“Kita tidak mau ibu Gubernur bersifat munafik, ingkar janji dan hanya berkata manis. Karena itu kami meminta kepada bu Gubernur supaya mendengarkan apa yang kami sampaikan hari ini,” ungkap salah satu orator di mobil komando, Kamis (25/11/2021).
Ketua Gerakan Serikat Pekerja Seluruh Jatim, Ahmad Fauzi menyatakan bahwa pihaknya menuntut kenaikan UMP yang ditandatangani oleh Khofifah seminggu lalu yang hanya sebesar Rp 22 ribu.
“Karena itu kami akan aksi selama seminggu sampai pada aksi puncak pada tanggal 30 November, sebagai hari terakhir ditanda tangani UMP Jatim oleh bu Gubernur,” ujarnya.
Selain itu, ia meminta formulasi UMP, UMK, UMSK memakai formulasi UU lama tahun 2013 dan 2003, turunannya adalah PP 78 dimana formulasi UMP dan UMK mengacu pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
“Kalau pertumbuhan inflasi 5 persen, kemudian inflasi 5 persen berarti 10 persen. Maka kami menuntut layak naik 10 persen,” kata Ahmad.
Oleh karena itu, ia mengaku akan terus ber-istiqomah dan konsisten menyuarakan kenaikan minimal sebesar Rp 275 ribu sampai Rp 300 ribu.
“Untuk hari ini kita jadwalkan massa aksi sebanyak 50 ribu. Pada aksi puncak nanti akan kami suguhkan kurang lebih sebanyak 100 ribu orang dari seluruh Jatim dan akan saya pimpin langsung,” pungkas Ahmad. (dwd)
