PWI Jatim Bersama PWI Malang Gelar OKK Angkatan II 2022

oleh -179 Dilihat
oleh
OKK Angkatan II /2022 pose bersama penguji, pengurus PWI Malang Raya dan Peserta OKK

MALANG, PETISI.CO – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim bekerjasama dengan PWI Malang Raya menggelar Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) Angkatan II tahun 2022 bertempat di ruang paripurna gedung DPRD Kota Malang, Jalan Tugu No 9, Sabtu 20/8/2022 pagi.

OKK diikuti sebanyak 100 peserta dari berbagai daerah di Pulau Jawa, di antaranya dari Jakarta dan peserta Jawa Timur yang telah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan oleh PWI Malang Raya.

OKK adalah persyaratan mutlak yang harus dituntaskan atau diikuti oleh seorang wartawan atau jurnalis sebagai syarat khusus yang sudah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diselenggarakan oleh PWI.

Gelaran OKK sendiri dibuka langsung oleh Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, SE. Hadir juga Rektor Ikip Budi Utomo (IBU), Dr. H. Nurcholis Sunuyeko, M.si, Kapolresta Malang Kota, Kombespol Budi Hermanto, SIK diwakili oleh Kasi Humas, Ipda Eko Novianto, Perwakilan Perumda Kanjuruhan dan Perumda Tugu Tirta, serta banyak lagi yang telah mensuport terselenggaranya OKK ini.

Hadir juga Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim dan tiga asesor hadir secara khusus sekaligus sebagai pemateri OKK antara lain, Joko Tetuko selain pengurus PWI jatim juga sebagai saksi ahli sengketa pers Dewan Pers, Drs. Machmud Suhermono, M.I.Kom, MIP, Eko Pamuji, Sekertaris PWI Jatim.

Materi OKK adalah pemantapan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Pedoman Pemberitaan Ramah Anak (PPRA) PPRA, UU Pers no 40 1999, ditambah Kode Perilaku Wartawan (KPW) besutan PWI.

Di akhir acara OKK, Rektor Ikip Budi Utomo (IBU) Malang Dr. H. Nurcholis Sunuyeko, M.si. juga sebagai pembina PWI Malang Raya mendapat kehormatan untuk menutup OKK Angkatan II tahun 2022.

Sebelum penutupan dilakukan, Rektor IBU juga pembina PWI Malang Raya itu mengatakan, berita-berita sekarang ini memang menuju kepada proses-proses yang membahagiakan, makanya tajuknya itu yang penting happy (bahagia).

“Jadi berita-berita itu harus begitu, karena ini sudah menuju jaman akhir, jadi kita harus mulai menulis sebuah berita yang bukan lagi membuat orang deg-degan (was-was), tapi sebisa mungkin diselingi dengan berita-berita yang membahagia, mungkin juga beredar banyak berita hoax, namun itu juga bisa dikelola menjadi sebuah berita seperti yang disampaikan Pak Machmud, Pak Eko, dan Pak Joko,” tutup Nurcholis Sunuyeko. (clis)

No More Posts Available.

No more pages to load.