Ratusan GTT Gelar Aksi Tutup Mulut di Depan Kantor Pemkab Blitar

oleh -260 Dilihat
oleh
Ratus pegawai honorer K2 di Kabupaten Blitar, baik Guru Tidak Tetap (GTT), Pegawai Tidak Tetap (PTT) menggelar aksi ujuk rasa dii depan Kantor Pemkab Blitar

BLITAR, PETISI.CO – Aksi demo beberapa kali tidak ditanggapi aspirasinya, Ratusan Guru Tidak Tetap (GTT) se Kabupaten Blitar kembali melakukan aksi dengan melakukan mogok mengajar.

Kali ini,  mereka melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Blitar Kecamatan Kanigoro, Senin (29/10/2018).

Mereka tidak hanya membawa poster bertuliskan kegelisahan akan nasib para GTT, mereka juga melakukan aksi menutup mulut dengan lakban.

Aksi ini dilakukan sebagai simbol Pemerintah Kabupaten Blitar yang dianggap diam membisu tanpa memberikan jawaban pasti terkait nasib GTT yang tidak bisa mengikuti seleksi CPNS 2018 karena batasan usia serta upah yang tidak layak.

Selain itu, aksi tutup mulut ini juga dilakukan karena para GTT  merasa keluhan yang disampaikan sudah tidak didengar lagi.

“Kami mohon jawaban dari Bupati. Kemarin beliau bersedia melaporkan ke pusat kekurangan staf guru di Kabupaten Blitar. Kami meminta jawaban apakah GTT di Kabupaten Blitar ini masih diperlukan atau tidak. Kalau masih diperlukan mohon GTT  segera diberi payung hukum berupa Perda jika tak ada jawaban dari pemerintah pusat,” kata Dian, koordinator aksi, Senin (29/10/2018).

Selain aksi tutup mulut, massa juga mendirikan tenda di depan kantor Pemkab Blitar. Rencananya ratusan GTT ini akan menduduki kantor Pemkab Blitar.

Namun setelah negosiasi dengan pihak keamanan dan Pemkab Blitar aksi itu urung dilakukan. Massa membubarkan diri beberapa jam kemudian tanpaembawa kepastian akan tuntutan mereka.

Di tempat terpisah, Ketua PGRI Kabupaten Blitar Munthohar kepada awak media mengatakan, aksi ini tindak lanjut aksi sebelumnya. Sebelumnya GTT  sudah melakukan aksi unjuk rasa dan hearing bersama komisi satu DPRD Kabupaten Blitar dan Pemkab Blitar.

Saat hearing, ada kesanggupan dari DPRD maupun Pemkab untuk menindaklanjuti keluhan GTT se Kabupaten Blitar dengan segera melaporkannya ke pemerintah pusat. Namun hingga kini mereka belum menerima jawaban terkait hal itu.

“Teman-teman mempertanyakan seberapa jauh DPRD Kabupaten Blitar dan Pemkab Blitar ikut memperjuangkan nasib kawan-kawan kita ini. Karena sampai sekarang dewan belum menindaklanjutinya ke pusat. Dengan alasan masih repot dan masih ada acara,” papar Munthohar.

Munthohar mengatakan, kalau memang masih dibutuhkan pemerintah harus memberikan jawaban. Namun jika memang sudah tidak dibutuhkan pemerintah seharusnya memberi kejelasan agar para GTT  mencari pekerjaan lain.

“Tapi kalau memang jawabanya tidak dibutuhkan siapa yang tanggung jawab pada lembaga pendidikan. Yang selama ini hanya ada dua sampai tiga guru untuk enam rombongan belajar,” tegasnya.(min)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.