Reformasi Struktural Jasa Keuangan Solusi Perekonomian

oleh -64 Dilihat
oleh

SURABAYA, PETISI.COKondisi perekonomian nasional saat ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang cenderung berubah-ubah. Untuk itu diperlukan reformasi struktural di bidang industri jasa keuangan untuk membenahi situasi ini.  Demikian disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Ekonomi Transformasi Struktur Ekonomi Jawa Timur Menuju Kemandirian Ekonomi Daerah di Dyandra Convention Center, Senin (14/11/2016).

Menurut Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, reformasi struktural di bidang industri jasa keuangan ada tiga, yakni pemihakan terhadap retail, suku bunga murah dan fiskal yang rendah. “Bila kita ingin membenahi situasi seperti ini, pemihakan terhadap retail harus jelas. Kedua suku bunga harus rendah, kemudian tax terhadap kelompok retail harus kecil. Jadi kalau ingin melakukan transformasi ekonomi ini harus dilakukan. Termasuk di Jatim yakni mengenai skema pembiayaan dan pasar,” ujarnya.

Pakde Karwo memaparkan kondisi makro ekonomi Jatim pada Triwulan III Tahun 2016. Dimana struktur PDRB Jatim dari sektor industri pengolahan di Triwulan III sebesar 28,97 persen. Kemudian di sektor perdagangan, yakni perdagangan besar dan eceran menyumbang 17,94 persen di struktur PDRB Jatim dimana presentase tenaga kerja di sektor perdagangan sebesar 21,01 persen. Di sektor pertanian, pada Triwulan III Tahun 2016 produktivitas relatif rendah. Dimana sebanyak 26,49 persen tenaga kerja di bidang pertanian meyumbangkan 14,18 persen PDRB Jatim.

Dalam kinerja perdagangan, ia melaporkan pada semester I tercatat surplus perdagangan Jatim dengan negara ASEAN sebesar 1.160.526.890 US Dollar. Sedangkan dengan negara-negara ASEAN, untuk pertama kalinya Jatim surplus perdagangan dengan Singapura sebesar 112.889.631 US Dollar. Semester I 2016, Defisit Perdagangan Jatim hanya dengan Laos, Komoditi impor Jawa Timur dari Laos adalah Pupuk (Potassium Chloride / KCl). Selain itu struktur impor Jatim pada Tahun 2015 sebanyak 80,52 persen berasal dari bahan baku/penolong. Hal ini menurun bila dibandingkan Tahun 2009 dimana impor bahan baku sebesar 81,83 persen. Penurunan ini disebabkan pemenuhan kebutuhan bahan baku/penolong oleh industri domestik.

Ia menambahkan, salah satu strategi yang dilakukan Pemprov Jatim adalah melalui tiga hal yakni pembiayaan yang kompetitif, produksi segmen UMKM dan besar, serta pemasaran yang baik. Hal ini harus didukung oleh iklim politik dan pemerintahan yang baik, dimana hubungan antara birokrat dan legislatifnya harus baik. ”Faktor eksternal nyaman dan aman itu kalau hubungan antara kepala daerah dan politisi bagus. Sinergi antara DPRD dan Pemerintahan (Gubernur) harus jalan dengan baik. Ini yang nanti akan menciptakan iklim investasi yang baik,” katanya.

Lebih lanjut menurutnya, beberapa langkah yang dilakukan Pemprov Jatim diantaranya dengan pengembangan infrastruktur yakni pembangunan kawasan industri, pengembangan SDM melalui pengembangan pendidikan sekolah vokasional, re-regulasi untuk memperkuat sektor UMKM. Selain itu, dibutuhkan pula strategi operasional melalui aspek pembiayaan yang kompetitif, diantaranya melalui loan agreement dan suku bunga rendah.

Sementara itu, terkait transformasi struktural, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dr. Shohibul Imam menyampaikan bahwa menurutnya ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian, diantaranya terkait distribusi akses dan ketimpangan antar sektor misal pertmbangan dengan pertanian, dimana data yang termiskin adalah di sektor pertanian dan informal. “Kami ambil nilai universal islam yakni nilai keadilan. Dari keadilan ini diturunkan dalam semua sektor kehidupan. Kita ingin adanya kesetaraan antara pemilik modal dan pelaku usaha. Ini juga menjadi prinsip ekonomi keadilan di kami,” ujarnya. Acara sarasehan ekonomi ini sendiri diselenggarakan dalam rangka Peringatan Hari Pahlawan. (hum)