Rehabilitasi Pipa Berakibat Aspal Rusak dan Berlumpur, DPRD Surabaya Panggil PDAM

oleh -131 Dilihat
oleh
Ir. Arief Wisnu Cahyono S.T., Direktur Utama PDAM Surya Sembada Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO – Imbas dari pekerjaan rehabilitasi pipa PDAM diameter 600 mm di Pasar Kembang, sehingga menyebabkan jalan aspal rusak menggunung dan muncul luberan lumpur dari bekas galian pipa.

Dikarenakan insiden kemarin, akhirnya Komisi C DPRD Surabaya memanggil pihak PDAM Surya Sembada untuk Hearing atau Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Rabu (02/08/2023) untuk meluruskan permasalahan tersebut.

Hearing PDAM bersama Komisi C DPRD Surabaya

Ir. Arief Wisnu Cahyono S.T., selaku Direktur Utama PDAM Surya Sembada Surabaya mengatakan, dirinya diminta untuk koordinasi dengan Bappeda Litbang (Bappeko) terkait dengan kegiatan tahunan.

“Terkait dengan perencanaan kota itu gimana? Apakah nanti gimana projectnya? Apakah OPD ada pekerjaan kalau bisa dikoordinasikan atau dikerjasamakan gitu,” kata Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya, Rabu (02/08/2023) siang.

Arief Wisnu sapaan akrab Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya menambahkan, untuk pekerjaan rehabilitasi pipa PDAM tahun ini ada 18 kelurahan. Untuk panjang pekerjaan 119 Km dan untuk anggarannya sekitar Rp 146 miliar.

“Untuk pekerjaan Oktober 2023 ini sudah selesai, dengan progres pekerjaan saat ini sudah 60 persen. Awal pekerjaan Maret 2023 dengan pelaksana pekerjaan PT Putra Petir Sulung (PPS),” ungkapnya.

Lebih lanjut Dirut PDAM Surabaya mengatakan, memang dalam pekerjaan penanaman pipa menggunakan teknik HDD itu ada potensi-potensi hal seperti itu. Tapi itu kecil sebenarnya, karena kita sudah melakukan teknik seperti ini dan tahun ini sudah hampir 10 Km.

“Ini yang terakhir dengan metode HDD. Di titik itu memang ada titik lemah, dan untuk pipa-pipa lainnya tetap lanjut dan di titik itu kita stop. Kita lanjut di titik sebelahnya nanti tinggal di koneksikan saja manual,” paparnya.

Di waktu yang sama Baktiono selaku Ketua Komisi C DPRD Surabaya mengatakan, Komisi C mengundang hearing tadi adalah terkait ada jalan rusak, ada jalan terganggu bagi para pengguna jalan.

Komisi C DPRD Surabaya juga merasa ikut bertanggungjawab dalam hal pengawasan dan koreksi. Penyebab utama adalah pemasangan jaringan pipa PDAM yaitu pipa sekunder. Sedangkan pemasangan ini untuk menganti pipa lama tahun 1954.

“Pipa itu memang masih berfungsi sampai sekarang, tapi harus dipersiapkan penggantinya yaitu bahannya HDPE yang baru. Kalau yang lama itu full steel atau baja dan itu sering terjadi korusi dari luarnya. Karena tanah di Surabaya ini mengandung garam,” terang Baktiono.

Politisi senior PDIP ini mengatakan, dari teknis pekerjaan itu sudah ada 170 meter lancar. Memang ada beberapa tanah yang gerak, pas di daerah Pasar Kembang itu memang ada sedikit miss. Karena apa, itu sistem ditarik bukan digali.

“Saat ditarik disitu ada kontur tanah ada yang padat dan ada yang lembut, kalau di Kedungdoro kontur tanah yang digali kurang lebih 5 meter itu terdiri dari lumpur,” jelas Baktiono.

“Maka tadi dari hasil Komisi C saya sarankan. Sebelum digali itu harus diukur kepadatan tanah dan juga harus dihitung volume dari ukuran panjang pipa. Paling tidak dikurangi dan disedot, sehingga kepadatan tanah tetap dan kondisi badan jalan tetap,” pungkas Baktiono B.A. S.S., selaku Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya. (riz)

No More Posts Available.

No more pages to load.